Rabu, 09 Februari 2011

Saya gerah sekali melihat pemberitaan tentang kelakuan oknum-oknum yang mengatasnamakan Tuhan dan agama tertentu bertindak anarkis terhadap agama dan kepercayaan lain.

Mengutip arti agama dari bahasa sansekerta yang terdiri dari “a”=tidak dan “gama”=kacau, dapat kita pahami bahwa agama sebenarnya ada untuk menjadikan hidup manusia tidak kacau, teratur, tertib dan terarah. Tapi mengapa justru dengan mengatasnamakan agama, beberapa orang justru membuat kekacauan, ketidaknyamanan, peperangan, kerusuhan, kerugian bahkan kematian orang-orang yang sebenarnya tidak tahu apa-apa tentang konflik yang tercipta?

Seharusnya agama dapat menuntun manusia menjalin hubungan secara vertical dengan Tuhan dan secara horizontal dengan sesama, dimana kedua hubungan tersebut haruslah berlangsung dan terjalin dengan seimbang, selaras dan harmonis.

Selain itu konsep tentang Tuhan pun seringkali menjadi pemicu konflik antar agama, mengapa harus demikian? Bukankah bagiku agamaku dan bagimu agamamu? Dengan demikian Tuhan yang kupercaya adalah Tuhanku, dan Tuhan yang kau percaya adalah Tuhanmu? Mengapa harus saling mengusik?

Lagi pula bukankah ideology negara kita sudah jelas mengikat kita sebagai bangsa Indonesia untuk memaknai Ketuhanan yang maha esa? Apapun agamanya, baik itu Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, maupun Budha, untuk bersama-sama melihat Tuhan sebagai satu konsep yang esa? Yang sudah tidak perlu dipermasalahkan lagi bagaimanapun cara menyembahnya? Dimanapun tempat menyembahnya? Dimana secara etis keagamaan negara telah menjamin kebebasan tiap-tiap individu untuk memeluk suatu agama dan menjalankannya sesuai dengan kepercayaan yang dianut? Bukankah tujuan dari ideology yang terkandung dalam sila pertama Pancasila ini adalah mencapai masyarakat yang berketuhanan? Yang menjalankan setiap tindakannya berdasarkan apa yang dikehendaki oleh Tuhan dan menjauhi laranganNya? Mencapai berkat ataupun ridho Tuhan? Lalu mengapa justru ada oknum-oknum yang bertindak tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan? Dan lebih parahnya lagi masih ada pihak-pihak yang justru terprovokasi dan membuat keadaan semakin keruh dan bersitegang? Tidakkah kita dapat mencontoh rakyat mesir yang juga mayoritas muslim tapi umat muslimnya dapat saling bekerjasama dengan umat lain?

Negara ini berlandaskan kebhinekaan dimana kesempatan untuk tersulutnya konflik akan perbedaan itu sangat besar, tapi pemimpin kita, pendiri negara ini telah melihat kecendrungan itu sehingga mereka telah lebih dulu menciptakan semboyan Bhineka Tunggal Ika untuk dapat terpatri dalam diri setiap rakyatnya bahwa negara ini terbangun atas keanekaragaman dan perbedaan yang menjadikannya kaya dan kuat. Bukan justru sebaliknya dengan keanekaragamaan itu negara kita dibuat lemah. Seharusnya kita memahami perjuangan para pelopor dan memaknainya sebagai suatu warisan yang berharga untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa kita, tanah air kita Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sudah saatnya kita sebagai bangsa yang besar berpikir lebih dewasa dan terbuka akan perbedaan dan memaknainya sebagai warna lain yang melengkapi pelangi persatuan. Jika kita terus mencari-cari perbedaan dan mempermasalahkannya, konflik dinegara kita tidak akan pernah habis, tidak akan tercipta keamanan dan keharmonisan dalam diri kita secara pribadi maupun bagi bangsa ini. Perihal hubungan dengan Tuhan adalah perihal pribadi kita dengan Tuhan, daripada kita mengurusi hubungan orang lain dengan Tuhannya bukankah lebih bijak jika kita terus menerus mengurusi dan membina hubungan kita pribadi dengan Tuhan kita? Bukan berarti tidak peduli dengan keadaan sekitar, tapi menjadi lebih arif dalam menyikapi dan memahami keadaan sekitar akan membuat hidup kita lebih harmonis.

Hentikan pengkotak-kotakan, jalankan apa yang menjadi kepercyaanmu yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Tuhan yang kau percaya!! Ingatlah bahwa penghakiman hanya hak Tuhan, bukan manusia. Selama kita hidup dalam sistem bernegara biarlah segala sesuatu diurus oleh negara dan mengikuti hokum negara sebagaimana negara dan pemimpinnya merupakan perpanjangan tangan Tuhan di dunia ini. Tugas kita adalah mendukung dan selalu mendoakan negara dan pemimpin kita untuk dapat betul-betul menjadi wakil Tuhan di dunia ini.


DAMAILAH SAUDARAKU!

DAMAILAH TANAH AIRKU!

TANAH AIRKU INDONESIA!



Meledis ( ME, Lastri Esther Dwi putrI Sianipar)

1 komentar: