tag:blogger.com,1999:blog-41978850369806534852024-02-19T22:12:03.780+07:00La Mia StoriaEthehttp://www.blogger.com/profile/11337000439214441858noreply@blogger.comBlogger13125tag:blogger.com,1999:blog-4197885036980653485.post-83838960522075343142011-07-28T23:57:00.002+07:002011-07-29T00:17:23.471+07:0018 Oktober 2006-18 Juli 201118 Juli 2011, sepertinya cara Tuhan berbicara lewat cara yang tak terucapkan (re: kebetulan)...<br />
<br />
"Maaf harus sampai di sini" begitulah kata-kata yang ia tulis dalam pesannya...<br />
<br />
Malam itu adalah tanggal 17 Juli 2011....<br />
Ku lihat tiba-tiba ia memasang foto seorang perempuan lain sebagai display picture pada gadgetnya (re: Blackberry). Bukan karena aku cemburu, hanya saja berjuta tanda tanya menghampiriku mengapa ia berlaku demikian setelah lebih dari seminggu tidak membalas bbm dariku, pesan singkat, juga tidak mengangkat telepon dariku.<br />
Saat itu aku hanya bisa mengirim bbm dengan permohonan agar ia membalas dan memberi aku penjelasan atas semua ini. "Sibuk..." alasannya mengapa ia tidak menghubungiku, "Iseng..." penjelasannya tentang foto perempuan itu..<br />
Ku katakan saja aku terluka dengan sikapnya, terlebih aku tidak punya muka ketika para sahabat bertanya kenapa ia memajang foto perempuan lain di tengah keadaan ia sedang KKN (Kuliah Kerja Nyata) dan tinggal cukup terisolasi bersama perempuan itu..apakah ia cinlok? Begitulah kira-kira tanggapan dari para sahabat yang ditujukan padaku dan membuatku semakin tak sanggup bernafas...<br />
"Apakah kamu tidak lagi menghargai aku? Apakah kamu pikir keisenganmu ini lucu disaat telah berhari-hari lamanya kamu cuekin aku?"<br />
"Maaf..." demikian ia menjawab...<br />
"Maaf harus sampai di sini..." lanjutnya...<br />
Tak kuasa aku menahan air mata dan perasaan tidak terima karena aku merasa sedang tidak ada masalah yang aku buat. Apakah karena perempuan lain? Tapi ia selalu menjawab bukan ketika ku tanya... Ia hanya menegaskan bahwa tidak ada alasan dan ini yang terbaik...<br />
Tentu aku tidak bisa terima itu semua, aku katakan agar ia mencoba memikirkannya kembali mengingat semua hal yang sudah kami lewati dan share selama hampir 5 tahun ini.. Bagiku untuk mengakhiri hubungan yang sudah akan menginjak 5 tahun dengan perjuangan yang sangat tidak mudah (hubungan jarak jauh dan beberapa intrik dengan keluarga di masa lampau) dan kini sudah terlibat perasaan sangat sayang, nyaman, dan dekat terhadap keluarga tidak bisa hanya dengan "Tidak ada alasan, hanya inilah yang terbaik untuk kita"...<br />
<br />
Kemudian pagi itu saat perjalanan ke kantor, tiba-tiba ia kembali mengucap maaf dan dilanjutkan dengan pesan bahwa ia tidak bisa lagi meneruskan hubungan kami. Sempat sekali aku kembali berusaha bertahan, namun kemudian aku sadar tidak baik memaksanya untuk bersamaku jika ia memang tak ingini hal itu lagi, mungkin kehidupan yang jauh lebih baik menantinya tanpa aku disisinya, aku tidak boleh menjadi batu sandungan baginya. Maka ku katakan "Jika kamu teguh dan telah memikirkannya matang-matang, baiklah aku terima keputusanmu...kita akhiri kisah panjang ini, mimpi-mimpi yang aku bangun dan kau topang, cita-cita yang kita rangkai dan terbangkan ke langit untuk Tuhan peluk..."<br />
<br />
Sesaat setelah ku ucapkan hal itu, tak sengaja aku melihat tanggal yang tertera di Blackberryku "18 Juli 2011"<br />
Begitu sempurna Tuhan berbicara...<br />
Air mata tak sengaja terjatuh meski telah sekuat hati dan tenaga ku tahan...beruntung penumpang bus yang lain tidak memperhatikanku, sehingga air mataku dapat ku simpan untuk diriku saja...<br />
<br />
Aku mau bersyukur untuk semua air mataku Tuhan...<br />
Tak banyak yang ku minta, hanya mampukanlah aku menjalani rencanaMu...<br />
<br />
Sampai saat aku mengetik ini semua, aku masih mengasihinya dan aku sudah mengampuninya...<br />
Peluklah aku dalam kuasaMu Tuhan, agar tidak habis asaku menjalani hari-hari yang kini telah tanpanya...^.^<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWOGWyC3Z249p2m82Wxs1XJNdAof0-w-BwxUldHwNKR7QB_eNMkm8KDn0GFCx5U5yirPVM0BCM1I4kgv90vUr66QFumv9GiiRVE9PaIIVeQAn1Sz_mcVhQ4TUoCdqbsyfti-SIZkFMVZ8u/s1600/yandabunda.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWOGWyC3Z249p2m82Wxs1XJNdAof0-w-BwxUldHwNKR7QB_eNMkm8KDn0GFCx5U5yirPVM0BCM1I4kgv90vUr66QFumv9GiiRVE9PaIIVeQAn1Sz_mcVhQ4TUoCdqbsyfti-SIZkFMVZ8u/s320/yandabunda.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6NmuLBiafjM-U5ZHTesYnqiarD1ZGnCpCeT8KtK1GPzGfFlHLW0-_l6sdf21vEB3RkuMGKOah6glFN3B27pZEzt4XCR2pRtmP-7grh0BdWEV8SGpLE-rehYMNQM9JQ5MZopZdFHxF67ZM/s1600/DSC00525.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6NmuLBiafjM-U5ZHTesYnqiarD1ZGnCpCeT8KtK1GPzGfFlHLW0-_l6sdf21vEB3RkuMGKOah6glFN3B27pZEzt4XCR2pRtmP-7grh0BdWEV8SGpLE-rehYMNQM9JQ5MZopZdFHxF67ZM/s320/DSC00525.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgR1gSKbgERE20svLYNYhMg4E8fQy9dFdME_z2zvL25iVPiWFIFrQNe2mZXHQDfIilBLcW_gxUFbHbfV2u4TM71TKMVYAW57hIAMU4LMdPsObiF10AND5_Ojt_P4Wc0ec85pwkg9EdeNVRf/s1600/DSC03155-001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgR1gSKbgERE20svLYNYhMg4E8fQy9dFdME_z2zvL25iVPiWFIFrQNe2mZXHQDfIilBLcW_gxUFbHbfV2u4TM71TKMVYAW57hIAMU4LMdPsObiF10AND5_Ojt_P4Wc0ec85pwkg9EdeNVRf/s1600/DSC03155-001.jpg" /></a></div>Ethehttp://www.blogger.com/profile/11337000439214441858noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4197885036980653485.post-63492619898765883922011-06-23T19:59:00.000+07:002011-06-23T19:59:22.506+07:00Laura, please say “Hi..” to me<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">Semalam aku memimpikan seorang gadis Tionghoa. Gadis itu membuatku menangis ketika aku bangun dan mendapati bahwa aku hanya bermimpi. Terakhir kali aku mendengar suaranya yang khas itu adalah dimalam sebelum aku pergi ke Bali.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">“Tuhanlah kekuatan dan mazmurku…Dia gunung batu dan keslamatanku…” nada dering handphoneku melantun. Nomer yang tertera di layar tidak ku kenal, aku ragu untuk mengangkatnya (baca: tidak suka mengangkat telepon dari nomor tak dikenal), namun dorongan untuk mengangkatnya juga kuat. Alhasil aku mengangkatnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">“Halo, ethe…!!! Lama banget ngangkatnya?” suara diseberang sana terdengar merajuk dan itu tidak asing bagiku.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">“Eh, iya maaf... napa Ling?” langsung ku tembak saja si penelepon itu dengan menyebut namanya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">“Wah, lu masih kenal aja suara gw The…walaupun lu dah sombong sama gw…lu emang sahabat sejati gw…” ujar gadis diseberang itu padaku.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">***<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">Fe Ling (Laura) dan aku memang sudah bersahabat sejak kelas 1 SMA, kami begitu dekat karna begitu banyak persamaan dan perbedaan diantara kami. Kami berbagi segala hal. Rahasianya banyak padaku begitu pula rahasiaku disimpannya dengan rapi. Tapi sejak ia pindah sekolah ketika kelas 2 SMA hubungan kami agak sedikit renggang karna tidak bisa lagi sering bertemu, namun kami masih intens berkomunikasi lewat telepon, sms, bahkan bertemu saat weekend. Jarak semakin membentang ketika aku memasuki masa kuliah, Laura yang tidak meneruskan langkahnya untuk kuliah merasa kutinggalkan ketika aku sibuk dengan adaptasiku ditahun pertama kuliah. Dan kesibukanku berlanjut hingga sekarang. Namun dibeberapa momen penting, aku berusaha untuk hadir disampingnya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">Misalnya waktu ia harus pergi ke Italia untuk mencari peruntungan di sana, ia memintaku dengan sangat untuk bisa mengantarkannya ke bandara. Aku dengan segenap ketulusanku meninggalkan kuliahku pada hari itu demi mengantarnya. Tiap kuingat saat itu, mataku pasti berkaca-kaca. Setelah sekian lama hubungan kami renggang, saat itu kutemui diriku ada dihadapannya untuk melepasnya pergi jauh ke negeri orang tanpa tahu apakah ia akan kembali atau menetap di sana. Saat itu aku merasa satu kakiku hilang ditelan bumi hingga tubuhku goyah tak bisa berdiri dengan baik, sahabat terbaikku pergi meninggalkan aku dan segudang cerita tentang kami. Air mata kami terurai satu sama lain ketika aku memeluknya di detik-detik ia harus check-in.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">“The, lu sahabat terbaik yang pernah gw punya, makasih selama ini udah jadi kekuatan bagi gw ditengah-tengah berantakannya keluarga gw. Makasih udah selalu jadi buku diari tempat gw nulis semua rasa dalam kehidupan gw, suatu hari nanti jangan lupa untuk nulis buku cerita tentang gw ya…Supaya gw selalu hidup di dalam catatan kehidupan lu…” kata-kata ini terucap begitu lirih dari bibirnya yang selalu merah merona meski tanpa pemulas sedikitpun.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">Tangisku pun pecah tak terbendung hingga aku hampir jatuh pingsan. Mungkin terdengar berlebihan, tapi hanya aku dan Laura yang tahu betapa solid kami merakit tiap komponen dalam persahabatan kami. Selain dengan Mamaku tercinta, dan sekarang ini dengan pacarku juga, hanya dengan Laura aku bisa sampai jatuh sakit ketika merasa rindu. Bahkan seringkali aku dan ia jatuh sakit disaat yang bersamaan, itulah sebabnya kami tidak pernah menjenguk satu sama lain ketika sakit. Sangat lucu memang. Tapi demikianlah Tuhan berkarya dalam hubungan pershabatan kami.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">Alih-alih meraih kehidupan yang lebih baik di Italia, Laura justru kabur (baca: pulang tanpa izin) dari rumah tantenya, pulang ke Indonesia dengan uangnya sendiri. Tentu saja aku dan ia bergembira karna dapat bertemu kembali, kami merayakannya dengan makan siang bersama. Komunikasi kami terjalin kembali. Kuliahku semakin padat dan ia sedang menikmati pekerjaannya, maka komunikasi kami kembali tersendat. Tapi ia masih berbagi denganku ketika ia akhirnya berpacaran dengan rekan sekerjanya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">***<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">“Ada apa Ling? Kayaknya lu bersemangat banget? Ada cerita apa?” tanyaku dipercakapan kami malam itu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">“The, Senin depan gw merried!” ujarnya bersemangat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">“Are you kidding me or what? Gak ada angin gak ada ujan tiba-tiba ngasih undangan nikah! Jangan bercanda lu Ling!”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">“Gw serius…Gw bakalan nikah sama pacar gw yang gw bilang temen sekerja gw itu The, Senin…dateng ya The…kalo lu gak dateng, gw nangis darah!”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">“Gw pasti datenglah Ling, masa lu nikah and melangkah menuju babak baru dalam kehidupan lu gw tega gak dateng…memangnya gw sahabat macam apakah? Tapi Ling…lu dah mateng? Bonyok gimana?”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">“Gw dah jadi mualaf The, seminggu yang lalu…bonyok dah pasti gak datenglah The…makanya ini juga gw undang lu bukan ke pesta or resepsi besar, cuma selametan sederhana aja The…” ujarnya dengan suara yang terdengar terbata-bata.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">“Ooh…well, I see…whatever lah…that’s your choice and you know what is the best for you…asalkan jangan sampai lu menjadi mualaf hanya karna <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tuntutan nikah dari calon suami lu, tapi memang harus karna iman, supaya lu bisa ngejalaninnya tanpa penyesalan suatu saat nanti Ling…gw selalu dukung lu…”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">Percakapan berlangsung selama 2 jam lebih dan berakhir dengan penuh canda tawa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">***<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">“Yes, gw siap untuk ke Bali…Bali, im coming…” kata-kata penuh semangat malam itu karna besok aku akan ke Bali bersama teman-teman seangkatan untuk Kuliah Kerja Nyata selama kurang lebih seminggu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">Ada yang aneh rasanya waktu itu, masih saja ada yang terasa kurang pada malam itu meskipun barang-barang di dalam list bawaanku sudah siap semua. Belum sempat mengingat-ingat apa yang kurang, tiba-tiba seseorang membunyikan dering handphoneku. Laura.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">“Ethe…jangan lupa ya besok dateng…jam sepuluh aja The, di mesjid deket Cempaka Putih yaa…” Laura bicara penuh semangat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">Bak ditimpa hujan batu dari langit aku merasa sakit kepala. Bagaimana tidak, besok sahabat terbaikku menikah dan aku sudah berjanji untuk mendampinginya tapi sekaligus besok pagi aku juga harus berangkat ke Bali. Ini tidak bisa kutinggalkan seperti aku meninggalkan kuliahku waktu mengantarnya ke bandara waktu ingin ke Italia. Apa yang harus kukatakan?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">“Ooh gitu ya The? Tapi bener kan ini karna lu harus kuliah? Bukan karna gw jadi mualaf dan lu kecewa sama gw?” suara Laura terisak-isak ku dengar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">***<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">Sejak malam itu tak ada sedikitpun kabar darinya. Aku pernah berusaha mencarinya ke rumah tantenya di sebuah daerah di Jakarta Timur, tapi tetap tak ku temui jejaknya. Nomernya pun tak aktif lagi. Facebook maupun Twitter pun tak banyak membantu. Kemana lagi aku harus mencarimu sahabat?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">Saat ini dengan linangan air mata, aku mengangis menulis tulisan ini. Maafkan aku jika aku begitu menyakitimu hingga kau pergi tanpa beri sedikitpun kabar padaku, jangankan kabar, kata perpisahan pun tak ada kau ucapkan. Kini hanya satu yang kuharap darimu sahabat, ucapkan setidaknya kata “Hai” padaku, itu cukup menghapus kerinduanku padamu dan melepas beban bersalahku padamu. Lirihku memohon, maafkan aku sahabat, aku merindukanmu selalu…<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">Laura, please say “Hi” to me…<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; mso-ansi-language: EN-GB;">***<o:p></o:p></span></div>Ethehttp://www.blogger.com/profile/11337000439214441858noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4197885036980653485.post-18158778968006288182011-06-21T19:16:00.000+07:002011-06-21T19:16:32.342+07:00Hati Merdeka in Review<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Berylium; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">A few days ago, I forget the day, I watched <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hati Merdeka</i> with my friends. Iis, Dyah, Astrid, Citra, and I were surprised when we got the reality that only a few people who watched this film. There’s only about 15 people including us and almost half of it was children. It is good when you see that children love watching local film which show the struggle of our independence but it very saddens when people in my age or in other words is adolescent are less interested in watching it. By giving this review I hope people will be curious and interested in watching this film.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Berylium; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Hati Merdeka</span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Berylium; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">, a film that is predicted will present an impressive end of the <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Trilogy Merdeka</i>, which still produced by the same directors, Yadi Sugandi and Connor Allyn, is presented better than the two previous series. After the first series of the trilogy, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Merah Putih,</i> got so many critics for lack of action scenes, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Darah Garuda</i> which is the second series of the trilogy then came up with some improvements. Although <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Darah Garuda </i>still showed a long drama stories, it was able to bring a bit of action and explosion scenes which were quite powerful to create audiences interest to look forward to the end of this trilogy that is <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hati Merdeka</i>. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hati Merdeka</i> starts with the narration from Colonel Amir (Lukman Sardi), the same opening with <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Darah Garuda</i>. Then the scene shifts to all the main characters of this film, Marius (Darius Sinathrya), Dayan (T. Rifnu Wikana), Senja (Rahayu Saraswati), Tomas (Doni Alamsyah), and Captain Amir, where they are planning a mission to retrieve a map from the Dutch colonizers headquarter. The tense of this film is straight up early when the mission of the main characters who are the guerrilla troop known by the colonizers. Moreover the audiences are directly surprised by the demise of Bayu (Aldy Zulfikar), one of the guerrilla troop personnel.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Berylium; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">After the tension booster scene of this film in the beginning happened, the scene of the casts and the crews, the date and historic moments after the independence day of Indonesia, and also the core story of this film begin. Unlike the two previous series of this trilogy, guerrilla troop led by Colonel Amir is no longer attack the Dutch colonizers as a whole. They now have a duty to kill Colonel Raymer (Michael Bell), a Dutch army leader, who is narrated have commit to mass murder of the Indonesian in Bali and due to this thing he is considered as a war criminal. It leads to the pre-climax of this film when the command, Colonel Amir, refuses to accomplish this mission by resigning due to the death of Budi in previous mission.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Berylium; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">The good aspect of this film is it effects are really like a Hollywood war movie. The shooting scene is really like watching Rambo. The cinematography by using underwater camera when Dayan, Tomas, Marius, and Senja swim at sea in order to escape from an attack from the colonizer’s gunboat is very beautiful and makes you amazing of Indonesian marine wealth. The weapons from World War II like the flamethrower and Shepherd Tank the Allied Forces’ flagship are also exist in this movie. It really gives you a sense of real war.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Berylium; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">The bad aspects in this movie exist in the film script or the idea of this film and some scenes that don’t make sense. The depiction of each character looks so shallow and unsympathetic. No significant development of the acting. The main characters’ role seems only continue they role in the two previous series, in short they role is monotone. The main characters are set to be always safe under any circumstances, even when Marius stabbed with a dagger from his back penetrate into the front of his body near his heart and lung and he was lifted by the dagger, without any significant treatment, he can recover from his severe wound, even fought and beat each other with the Dutch army.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Berylium; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">In conclusion, I personally rate this movie 7 because the bad aspects are eventful and the climax even makes me feels anti climax.<o:p></o:p></span></b></div>Ethehttp://www.blogger.com/profile/11337000439214441858noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4197885036980653485.post-58253036862761278582011-05-15T20:34:00.000+07:002011-05-15T20:34:11.441+07:00Sorry, I Shouldn’t Love You<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Hey Mia, look at that!” my best friend ever after shouted to me. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“What’s going on?” “It seems to me you see Christiano Ronaldo here!” I satirized her. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“How do you know?” my friend, Jolly, answered.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">Well suddenly my brain tried to elaborate what she meant by “how do you know”, it seemed that yes there was Christiano Ronaldo in my campus. I tried to notice people around me, looked for somebody who may referred to by Jolly my friend. Yes, I found somebody with a beautiful physique like an athlete, riding a sporty motorcycle, but he has big eyes.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Ahh, forget it Jolly!” I tried to cut my and her imagination about this guy. “Why? Because of his big eyes?” Jolly tried questioning my opinion.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Yes, absolutely correct! Don’t talk about it anymore!” I ended the conversation and then left her alone in the park. <o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">…..<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">Bump! My back was hit by someone who ran helter-skelter.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Ouch!” I screamed up to top my voice and made everyone who was around turned their eyes to me. Well, people might think that I was too much at that time but I swore it felt so much pain to me. Could you imagine my small skinny body as if hit by a giant?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“I’m sorry, my mistake, I don’t see you because of I’m in a hurry!” said the giant. Oh my bloody gosh, the giant was the big eyes man, didn’t he use his big eyes to see me, I blasphemed in my heart.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">I didn’t know exactly what happened after the big eyes man hit me, but when I opened my eyes I already in a clinic. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Thanks God, finally you wake up from your fainting. You have been fainted about three hours.” <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">I tried to recognize the sound. When I got my consciousness full, I found the big eyes man put his nose close to mine, and then I became nervous. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“What are you doing? Put your nose away from me! I even can smell your mouth odour that makes me want to vomit! So please…!” this was what I meant by too much for me. Actually I didn’t want to vomit because of his mouth odour but I was nervous realized that he was very close to me.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Oh, I’m sorry, I just wanna assure that you already sober from your faint.” He tried to take up the cudgels for me.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“By putting your nose close to mine? Oh, come on!” I countered him.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">I got up from my bed to go home, but my back was still hurt and it made me hard to breath.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Let me help you.” The big eyes man helped me to go back to my bed.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“I’m sorry, because of my mistake you are now sick.” I could see his regret that sincerely reflected in his eyes. However, I still countered him not because I was angry but I didn’t want he realized that I was nervous nearby him.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Is there anything else you can say besides sorry, huh? What happened to my body? What the doctor said?” I tried to switch my mind from him and started thinking about my back.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">Without saying sorry anymore he said that there is a little bruised by strong collisions in my back. But fortunately there was no big deal. I just needed to take some rest for a couple of days.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“By the way, I’m Reza, Reza Suharto. What’s your name?” he held out his hand, but I didn’t respond him at all.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">….<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Mia, wait for me..” somebody called me but I didn’t familiar with the voice.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Hello Mia, how’s your back?” I got surprised, the big eyes man. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“How could you know my name Mr. Big eyes?” as usual I tried to counter him.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Easy, just looked at your id card.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“My id card? How you get that?”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Mia…..” he called my name with a gentle soft tone and gave me a charming smile as if I was someone who close to him and he absolutely loved. Somehow I felt that way, silly me!<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Mia…do you remember who did take you to the clinic yesterday?” He continued.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Aah, I see..” I got his point.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“So, how is it?”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“What?”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Your back..”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">I didn’t know what happen to me, but I felt so nervous at that time, since I could smell his mouth odour which wasn’t made me want to vomit at all, and felt our nose so close to each other, I couldn’t handle my heart beat when I remembered him moreover had a face to face conversation like this.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Oh, my back? It’s getting better, don’t worry.” I answered him with a smooth shaking voice.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Good, how’s about having lunch together after the class?”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">Oh my God, this big eyes man tried to ask me for a date, yes, that what I was thinking about.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Umm..Is it a date invitation?” Gosh, why I asked him like that, owh..again..silly me!<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">….<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">Day by day according to twist of fate, I became increasingly close to him. We share a lot of things together and all we’ve been through was beautiful, though I knew there was something wrong that I shouldn’t do. Our relationship went unnoticed for a long time even without any words like “Would you be my girl?”. We live moment by moment like a pair of lovers, until Reza asked me to take him to meet my parents.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“I wanna meet your parents, when would you take me to meet them?” Reza’s question suddenly reminded me to the reality that I shouldn’t love him.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Umm.. You know what, I don’t think that meet my parent is a good idea.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Why not? Look.. actually I want to tell you this by the unforgettable moment, but I think it’s alright to tell you now.” My heart seemed know what would he said, but my mind refused to imagine what would he said.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Mia…I would like to meet you parents to propose you, to talk about our future.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“No, you won’t!” spontaneously I answered him with a loud and firmly so that made him confused.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Why did you say that?” He tried questioning my answer.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Well, I just can’t make it through anymore, better we end all this things by now.” I didn’t know how to explain the principal reason why we couldn’t bring this relationship further than now. Something that crossed in my mind day by day after having an intimate relationship with him was I had to end this as soon as possible before we loved more deeply to each other. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“End up? Are you insane Mia? What’s going on with you?” I could see his confusion from his expression but still I couldn’t explain it to him brightly.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Ahhh… Just keep in you mind that I’m a bad girl and I never seriously build our relationship, that will help you to recover your heart then.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">I knew that I hurt him so much and left him with a big question about my decision, but me too, I did hurt too. I even couldn’t feel my heart still beating. I hope that this was the best for me and him.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">….<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Mom, I’m home.” I just got home after the painful day with Reza.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Have u got your dinner, Mia?” my mother asked me.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Yes, I have it.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“So, then please help your sister to have her dinner.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">I went to my sister’s bedroom with my sadness which I hide in. Not only because I ended up with Reza this day but also because something in my family. I tried to not crying every time I went to my sister’s bedroom.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Hello my gorgeous sister, let’s have some dinner.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Praaaaannnggg!!!” The plate fell out of my hand. My sister did it. It might be because she didn’t take the medicine.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">“Mom, please help me here!” I shouted to my mom, looking for some help.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial;">My mom and I tried very hard to calm my sister. We even tied her in her bed. My family was a victim of the riots of the Mei 1998. My name is Amelia Liem, my father was killed by the all-out looting towards the Tionghoa by the native in Indonesia and my sister was be raped at that time. This was my principal reason why I shouldn’t love Reza Suharto as an Indonesian though I am an Indonesian.<o:p></o:p></span></div><span lang="EN-GB" style="font-family: Huxtable; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><div style="text-align: center;">***</div></span>Ethehttp://www.blogger.com/profile/11337000439214441858noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4197885036980653485.post-51627020733246746952011-04-05T20:21:00.000+07:002011-04-05T20:21:48.426+07:00<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0d0d0d; font-family: Vivaldi; font-size: x-large;"><b><i></i></b></span></div><span class="Apple-style-span" style="color: #0d0d0d; font-family: Vivaldi; font-size: x-large;"><b><i><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Bradley Hand ITC';"></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Bradley Hand ITC';"><div align="center" class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #0d0d0d; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 16.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: text1; mso-themetint: 242;">THE END<o:p></o:p></span></i></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: right;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #4bacc6; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: accent5;">Would you listen to me?<o:p></o:p></span></i></b></div><div align="right" class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: right;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #4bacc6; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: accent5;">I would dear, but I’m sorry..<o:p></o:p></span></i></b></div><div align="right" class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: right;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #4bacc6; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: accent5;">It doesn’t matter..<o:p></o:p></span></i></b></div><div align="right" class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: right;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #4bacc6; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: accent5;">Would you see me?<o:p></o:p></span></i></b></div><div align="right" class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: right;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #4bacc6; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: accent5;">I want to honey, but sorry..<o:p></o:p></span></i></b></div><div align="right" class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: right;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #4bacc6; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: accent5;">It doesn’t matter..</span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #e36c0a; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: accent6; mso-themeshade: 191;"><o:p></o:p></span></i></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Vivaldi; font-style: normal; font-weight: normal;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Bradley Hand ITC';"></span></i></b></span></div><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Bradley Hand ITC';"><div class="MsoNormal" style="display: inline !important; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 144pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #f79646; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: accent6;">May I take your time?</span></i></b></div></span></i></b> <span class="Apple-style-span" style="font-family: Vivaldi; font-style: normal; font-weight: normal;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Bradley Hand ITC';"><div class="MsoNormal" style="display: inline !important; font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 144pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #f79646; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: accent6;">Not now dear, I’m sorry.. </span></i></b></div></span></i></b></span> <span class="Apple-style-span" style="font-family: Vivaldi; font-style: normal; font-weight: normal;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Bradley Hand ITC';"><div class="MsoNormal" style="display: inline !important; font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 144pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #f79646; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: accent6;">It doesn’t matter.. </span></i></b></div></span></i></b></span> <span class="Apple-style-span" style="font-family: Vivaldi; font-style: normal; font-weight: normal;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Bradley Hand ITC';"><div class="MsoNormal" style="display: inline !important; font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 144pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #f79646; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: accent6;">May I lay on your hands? </span></i></b></div></span></i></b></span> <span class="Apple-style-span" style="font-family: Vivaldi; font-style: normal; font-weight: normal;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Bradley Hand ITC';"><div class="MsoNormal" style="display: inline !important; font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 144pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #f79646; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: accent6;">I love to, but sorry.. </span></i></b></div></span></i></b></span> <span class="Apple-style-span" style="font-family: Vivaldi; font-style: normal; font-weight: normal;"><b><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Bradley Hand ITC';"><div class="MsoNormal" style="display: inline !important; font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 144pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #f79646; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: accent6;">It doesn’t matter..</span></i></b></div></span></i></b></span><div align="center" class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 72pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #eeece1; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: background2;">Like leaves swing everytime when the wind blows..<o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 72pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #eeece1; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: background2;">I let my heart on you..<o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #eeece1; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: background2;">Like a pigeon in a cage..<o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 72pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #eeece1; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: background2;">I stay on you..<o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 36pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #eeece1; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: background2;">Like a star to the moon..<o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 72pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-indent: 36pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #eeece1; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: background2;">I give my life’s luminosity for you..</span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: #9bbb59; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB; mso-themecolor: accent3;"><o:p></o:p></span></i></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: yellow; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB;">But, don’t you know baby..<o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: yellow; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB;">Love is not about everlasting sorry..<o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: yellow; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB;">Now let me be free..<o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="font-size: 21px; line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="color: yellow; font-family: "Bradley Hand ITC"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-GB;">Like an eagle, now I wanT to say I’m sorry..<o:p></o:p></span></i></b></div></span></i></b></span>Ethehttp://www.blogger.com/profile/11337000439214441858noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4197885036980653485.post-50387525677019966252011-03-05T05:15:00.002+07:002011-03-05T05:34:04.621+07:00Love Always Forgives You...<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">Do you believe me?<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">He asked me..<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">I didn’t know what the right answer..<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">After all this time, my mind said no..<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">On the other side, my heart said yes..<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">What I’m supposed to do?<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">Then I remember our long journey..<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">How hard he and I try to keep this journey..<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">When I was lost, he grasp my hand..<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">And whisper,,<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">You shouldn’t be there, come here..<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">I’ll give you whole of my heart to have some rest for a while..<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">Hereby you can look back..<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">Look at me, waiting for your come back..<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">To give you a smile and swept you tears..<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">Then you can kiss me and leave all of your sorrow<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">So do I,,<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">Well, I just want to tell you..<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">I do love you..<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">Darl..<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">Love is not about everlasting saying sorry..<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">But love always forgives you..<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">I do believe you for the umpteenth time..<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Kristen ITC'; font-size: 10pt; line-height: 115%;">^.^<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div>Ethehttp://www.blogger.com/profile/11337000439214441858noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4197885036980653485.post-71510990961107902632011-03-02T23:21:00.000+07:002011-03-02T23:21:42.904+07:00Malaikat Cinta di Sekolah...(part 2)<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">…………Pagi itu benar-benar penuh dengan peluh buat gue. Nafas gue juga ngos-ngosan gara-gara harus lari keliling lapangan sekolah sebanyak 3 seri, maklumlah gue bukan orang yang seneng olahraga. Gue harap Zelvi gak akan nyusahin semua orang lagi. </span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">“Thanks a lot Zelvi!”<o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">Gue and satu barisan tempat Zelvi baris akhirnya dibolehin masuk kelas setelah menjalani hukuman. Well inilah saat yang paling gue tunggu-tunggu yaitu mengetahui apa sih sebenernya “Roti Mabok” itu.<o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">“Taro semua bahan makanan di atas meja!” seorang senior cewek yang sok lucu and manja berujar dengan semangat 45 sampe-sampe gue bisa ngelihat lubang tenggorokkannya dari jarak 2 meter. (gue penasaran berapa centi ukuran diameter mulutnya saat dia mangap..) Waduh, kok gak ada yang bawa minuman kaleng kayak yang gue bawa ya? Sejenak gue berpikir kalo gue bisa mabok gara-gara minum minuman ini, berarti minuman ini mungkin jenis minuman yang dilarang alias minuman keras. </span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">Gue takut!<o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">Satu per satu meja semua temen-temen gue diperiksa kelengkapan bawaannya, dan gue masih menyembunyikan rootbeer di dalam tas karung gue. Gue keringat dingin! Senior laki-laki dengan postur proporsional, bermata sipit, kulit putih bersih, bibir merah merona (tanpa gincu) dan wangi menggoda menginspeksi meja gue. Saat itu jumlah bawaan yang harus dibawa sekitar 7 item, tapi pas koko, panggilan kakak laki-laki keturunan tionghoa, ganteng itu ngitung bawaan gue dia sempet gak peduli. Thanks God. Tapi gue juga saat itu sebenernya udah gak peduli sama situasi saat itu, gue Cuma terpesona sama wanginya si koko and juga bibirnya yang merah merona.<o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">Dia berlalu sampe akhirnya semua murid udah selesai diinspeksi. Suddenly nama gue dipanggil and disuruh maju ke depan kelas. Waktu itu yang dipanggil cuma gue. Sumpah, gue malu! “sebelum kakak kasih tau jawaban dari semua bawaan yang harusnya kalian bawa, kakak mau perkenalkan seseorang yang udah berani gak bawa bawaan lengkap sesuai yang disuruh.” Oh my gosh!!!<o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">“mama……aku salah bawa. Bukan rootbeer tapi roti dengan merk </span><i><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">BOTI</span></i><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">” (harus sebut merk biar clear..hehehe). “loh apa pula maksudnya itu? Kenapa dibilang roti mabok?” nyokap bingung. Gue juga sama bingungnya saat itu tapi untungnya si koko sempet ngasih penjelasan, “gak tau tuh ma, katanya di lingkungan sekolah itu orang-orang menyebut mabok dengan boti.” GUBRAK!!<o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">Tiga hari masa orientasi berlalu dengan tidak banyak meninggalkan kesan kecuali gue mengenal seseorang bernama Rangga. Dia satu-satunya senior yang memuji kemampuan keterampilan baris-berbaris yang gue punya, maklumlah gue waktu di SMP ikut Pramuka and Paskibra. Rangga juga ternyata seorang anggota Paskibra di SMA gue, sempet gak percaya sih soalnya untuk ukuran cowok tingginya bisa dibilang agak jongkok..hehehe…<o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">Rangga itu tipe cowok romantis and gentle, suatu hari dia samperin gue waktu gue kecapekan lari pas latihan baris-berbaris. Lebih dari itu dia bawain gue minuman and tisu untuk ngelap keringet gue. Dia juga selalu bisa bikin hati gue berbunga-bunga karna dia gak henti-hentinya muji keterampilan baris-berbaris gue, meskipun sebenernya gue lebih seneng lagi kalo sampe dia muji kecantikan alamiah yang gue miliki (narsis…). Karena semua kebaikan yang Rangga kasih untuk gue, entah kenapa gue sedikit demi sedikit mampu bangkit dari keterpurukan gue akibat si Ricardo. Apakah gue udah jatuh cinta lagi??<o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">Hari pertama masuk sekolah usai MOS, gue dateng kepagian and lagi sendirian di kelas sambil baca komik kesukaan gue, Doraemon, tiba-tiba ada suara langkah yang gue denger dari kejauhan. Gue mencoba untuk gak peduli, paling-paling temen satu kelas gue. Langkah itu semakin deket, tapi gak tau kenapa, seperti memiliki firasat, gue merasa deg-degan. Posisi duduk gue yang selalu condong kedepan waktu membaca buku membuat gue gak bisa ngelihat secara jelas siapa yang dateng. Tapi wanginya seperti gak asing buat gue. Kayak wanginya Rangga!!<o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">“Early, makasih banyak ya untuk kadonya. Koko suka!” (Rangga senior gue yang diem-diem mencuri perhatian gue itu juga seorang keturunan Tionghoa, jadi gue panggil dia koko) “emh..eh..iya..sama-sama koko, aku seneng kalo koko suka sama kado dari aku.” Gue gelagapan gitu, gimana enggak, dia selalu mandang mata gue tanpa pernah dia biarin mata gue lepas dari tatapan matanya. Kado itu adalah sebuah jam meja berbentuk gitar berwarna merah, and itu gue kasih waktu penutupan MOS dimana waktu itu setiap murid baru wajib ngasih kado untuk kakak kelas yang dianggap menyenangkan ataupun yang disukai oleh tiap individu.<o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">Belum lagi nafas gue teratur karena deg-degan ditatap sedalam itu sama si Rangga, tiba-tiba dari balik punggungnya dia ngasih gue sekuntum mawar merah..aaaah… Gue gak bisa mengontrol detak jantung gue yang semakin berdegup kenceng lebih dari kayak lagi dikejar-kejar hantu, senyum merekah tersimpul spontan dari bibir gue, mata gue berbinar and berkaca-kaca antara mau nangis bahagia atau pedih karena jarang banget ngedip gara-gara gue gak mau ngelewatin sedetik pun tanpa mengagumi wajah Rangga yang cool kayak Tuxedo Bertopeng difilm kartun Sailormoon. “emmh..eng..eng..ma..ma..makasih ko, aku..aku..” “ehem…” (suara cowok yang belum gue kenal dengan baik) Aaahh sial, ada temen sekelas gue yang dateng!! Dan Rangga pun berlalu tanpa kata, hanya memberikan senyum sambil berlalu. </span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">Aaaaarrrrrrgggghhhhh!!!!!<o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></o:p></span></b></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Kristen ITC"; mso-ansi-language: EN-US;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">Bersambung……</span><o:p></o:p></span></b></div>Ethehttp://www.blogger.com/profile/11337000439214441858noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4197885036980653485.post-9887099194193799872011-02-27T13:50:00.002+07:002011-02-27T14:10:03.035+07:00Malaikat Cinta di Sekolah...(part 1)<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: Boopee; line-height: 200%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">Hari ini gue kembali masuk sekolah. Suasana yang udah setahun ini gue tinggalkan karena mama sakit. Ya ampun, jantung gue dag-dig-dug, ini hari pertama gue jadi anak SMA, di otak gue penuh dengan bayangan akan kayak gimana MOS gue hari ini. Orang pertama yang gue lihat adalah seorang cewek berdiri deket ruang TU, tinggi, kurus, rambutnya ikal, pakaiannya rapih, tapi matanya agak sayu berlebihan..hehehe..plus jutek banget pandangannya (mungkin pengaruh dari matanya yang sayu itu..). sumpah aneh banget gue ngliat ni cewek! Kayak orang gizi buruk! Gue berdiri di deket dia tanpa satu patah kata pun terlontar dari gue maupun dia. Sampai akhirnya bel bunyi and beberapa kakak kelas teriak-teriak ngebossy nyuruh semua murid baru untuk baris sebelum masuk kelas.<o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: Boopee; line-height: 200%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">Gue ambil tempat paling belakang aja ah, masih gak PD untuk ngeksis. Selama beberapa menit gue dengerin cuap-cuap-cuapan kakak senior (ketua osis.red) sampai akhirnya dia ngumumin gue masuk kelas A dalam MOS kali ini.<o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: Boopee; line-height: 200%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">“Gila! Sipit semua nih orang-orang. Bikin gue merasa jadi alien di sini.” Gue langsung ambil posisi duduk di belakang, sendirian. Hari itu acaranya cuma biasa-biasa ja, perkenalan and pemberitahuan apa-apa ja yang harus di bawa saat hari penyiksaan besok tiba. Selain itu segala ada acara pengaturan tempat duduk pula, aih… untung aja gue duduk sama cewek, coba sama cowok, bisa mati gaya gue. (maklumlah gue gak cantik tapi pinter kalo kata orang-orang, jadi tetep ja masih ada kurangnya, plus waktu itu gue masih patah hati gara-gara si Ricardo, mantan gue yang brengsek!)<o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: Boopee; line-height: 200%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">Ricardo itu sebenernya sepupu gue yang gue pacarin tanpa diketahui sama bonyok gue and bonyoknya dia. Lumayan lama lah gue pacaran sama dia. Sejak gue kelas 2 SMP sampe gue cuti sekolah, ya sekitar 2,5 tahun lah, and waktu itu kita ngejalanin long distance relationship gitu antara Bogor-Bandung. Tiap minggu dia pasti liburan ke Bogor, alasannya ngunjungin bonyok gue, padahal mau kencan sama gue..hehehehe… Sampe suatu hari dia dateng and ngajak gue ketemuan di bakery tempat gue and dia biasa nyobain cakes and bakeries baru khas dari toko tersebut. Seneng banget gue waktu itu, tapi kesenegan itu tiba-tiba berubah jadi air mata yang deresnya ngalahin mata air sumur di rumah (berlebihan..), dia dateng gak sendiri tapi bareng seorang cewek kuliahan kayaknya and dia bilang itu cewek barunya. Can you imagine that? Gue cewekny and itu cewek barunya..apa coba maksudnya? Well, singkat cerita gue putus lah sama dia and itu ninggalin trauma yang membekas sampe sekarang.<o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: Boopee; line-height: 200%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">Hari pertama gue jalanin MOS belum ada sesuatu yang berarti selain gue jadi punya nomer temen-temen sekelompok gue yang gue harap bisa jadi temen deket gue and ngebantuin gue untuk mecahin teka-teki bawaan MOS gue besok. Malem ini gue siapin semua yang gue butuhin untuk besok, ada satu yang gue gak ngerti tentang bawaan gue besok yaitu “roti mabok”. What kind of things deal with those words??? Ini adalah awal gue jadi temenan sama seseorang yang namanya Zelvi. Dia cewek keturunan tionghoa yang cukup menarik. Gue telepon dia malem itu, tapi unfortunately dia juga gak tau apa yang dimaksud dengan “roti mabok” tersebut. Tapi sejak malem itu gue jadi sering diskusi sama dia tentang apapun. Anyway, karena gue gak mau dihukum besok pagi akhirnya gue berpikir keras tentang apa itu “roti mabok”, entah dapet ilham dari mana tiba-tiba terpikir oleh gue minuman bernama rootbeer. Gue berasumsi mungkin roti=root and mabok=beer. Parahnya gue beli bukan cuma untuk gue bawa besok, tapi gue beli untuk gue cobain juga. Dasar kampung, gue minum itu minuman kaleng sampe habis and selang beberapa menit gue bener-bener MABOK. Watta deciles thing I’ve ever done! “mama, kepalaku pusing banget.. semuanya kelihatan goyang-goyang..mual juga..” sontak nyokap kebingungan and nanya “kamu habis ngapain emangnya?, habis makan apa”, gue jawab “habis minum rootbeer 1 kaleng, ma..” Nyokap malah ketawa sambil bilang “masa rootbeer aja berhasil bikin kamu mabok sih? Tidur sana biar pusingnya hilang, oya, seduh juga tuh madu yang ada dikulkas biar jadi penetralisir!”<o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: Boopee; line-height: 200%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">Gue baru ngerasain begini toh rasanya tidur ala orang mabok, bangun-bangun kepala gue berat banget..kalo bisa dicopot, pengen banget gue copot saat itu juga. Tapi gak mungkin karena mau gue kuncir-kuncir juga nih rambut di kepala. Pagi ini gue berangkat dengan rempong banget. Bawa-bawa tongkat bamboo, rambut kuncir delapan dihiasi sedotan, kaki gue dibalut kaos kaki bola warna merah and biru (FYI betis gue yang gede fit banget dah sama kaos kaki itu, gue bener-bener kayak pemain bola..!!), leher digantungin name tag plus dot bayi berisi teh pait. Ah, pokoknya rempong and yuck banget deh.<o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: Boopee; line-height: 200%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">Sesampainya gue di tempat penyiksaan gue hamper terlambat, gue langsung cepet-cepet masuk barisan and nyempil diantara temen-temen gue yang udah baris duluan. Samping gue si Zelvi, Damn! Dia nyari gara-gara dengan menggulung kaos kakinya se-mata kaki, padahal perintahnya harus dipake selutut. Well, dua orang senior laki-laki tertuju pandangannya kearah Zelvi, dua orang ini serupa tapi tak sama. Sama-sama tinggi, botak, kurus, item, and terlihat galak. “Zel, naikin deh kaos kaki lo, daripada nanti lo dihukum.” “Ogah ah, ngapain..gak banget tau!” “iya, tapi lo udah diincer gitu, nanti lo dihukum loh, parahnya lagi nanti malah bukan Cuma lo doing yang dihukum, bisa-bisa kita satu kelompok ikut dihukum juga.” Gue agak heran juga sama diri gue sendiri, orang lain yang diincer ngapain gue yang ribet and ketakutan. Tapi bener aja, si Zelvi akhirnya ditegur, tapi dasar keras kepala dia tetep gak mau naikin kaos kakinya, and akhirnya……<o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: right; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: right; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;"><br />
</span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: right; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: Boopee; line-height: 200%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #eeeeee;">Bersambung…… <o:p></o:p></span></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div>Ethehttp://www.blogger.com/profile/11337000439214441858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4197885036980653485.post-56306156565346298592011-02-09T20:28:00.001+07:002011-02-27T11:56:49.718+07:00<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;">Saya gerah sekali melihat pemberitaan tentang kelakuan oknum-oknum yang mengatasnamakan Tuhan dan agama tertentu bertindak anarkis terhadap agama dan kepercayaan lain.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;">Mengutip arti agama dari bahasa sansekerta yang terdiri dari “a”=tidak dan “gama”=kacau, dapat kita pahami bahwa agama sebenarnya ada untuk menjadikan hidup manusia tidak kacau, teratur, tertib dan terarah. Tapi mengapa justru dengan mengatasnamakan agama, beberapa orang justru membuat kekacauan, ketidaknyamanan, peperangan, kerusuhan, kerugian bahkan kematian orang-orang yang sebenarnya tidak tahu apa-apa tentang konflik yang tercipta?<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;">Seharusnya agama dapat menuntun manusia menjalin hubungan secara vertical dengan Tuhan dan secara horizontal dengan sesama, dimana kedua hubungan tersebut haruslah berlangsung dan terjalin dengan seimbang, selaras dan harmonis.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;">Selain itu konsep tentang Tuhan pun seringkali menjadi pemicu konflik antar agama, mengapa harus demikian? Bukankah bagiku agamaku dan bagimu agamamu? Dengan demikian Tuhan yang kupercaya adalah Tuhanku, dan Tuhan yang kau percaya adalah Tuhanmu? Mengapa harus saling mengusik?<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;">Lagi pula bukankah ideology negara kita sudah jelas mengikat kita sebagai bangsa Indonesia untuk memaknai Ketuhanan yang maha esa? Apapun agamanya, baik itu Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, maupun Budha, untuk bersama-sama melihat Tuhan sebagai satu konsep yang esa? Yang sudah tidak perlu dipermasalahkan lagi bagaimanapun cara menyembahnya? Dimanapun tempat menyembahnya? Dimana secara etis keagamaan negara telah menjamin kebebasan tiap-tiap individu untuk memeluk suatu agama dan menjalankannya sesuai dengan kepercayaan yang dianut? Bukankah tujuan dari ideology yang terkandung dalam sila pertama Pancasila ini adalah mencapai masyarakat yang berketuhanan? Yang menjalankan setiap tindakannya berdasarkan apa yang dikehendaki oleh Tuhan dan menjauhi laranganNya? Mencapai berkat ataupun ridho Tuhan? Lalu mengapa justru ada oknum-oknum yang bertindak tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan? Dan lebih parahnya lagi masih ada pihak-pihak yang justru terprovokasi dan membuat keadaan semakin keruh dan bersitegang? Tidakkah kita dapat mencontoh rakyat mesir yang juga mayoritas muslim tapi umat muslimnya dapat saling bekerjasama dengan umat lain?<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;">Negara ini berlandaskan kebhinekaan dimana kesempatan untuk tersulutnya konflik akan perbedaan itu sangat besar, tapi pemimpin kita, pendiri negara ini telah melihat kecendrungan itu sehingga mereka telah lebih dulu menciptakan semboyan Bhineka Tunggal Ika untuk dapat terpatri dalam diri setiap rakyatnya bahwa negara ini terbangun atas keanekaragaman dan perbedaan yang menjadikannya kaya dan kuat. Bukan justru sebaliknya dengan keanekaragamaan itu negara kita dibuat lemah. Seharusnya kita memahami perjuangan para pelopor dan memaknainya sebagai suatu warisan yang berharga untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa kita, tanah air kita Negara Kesatuan Republik Indonesia.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;">Sudah saatnya kita sebagai bangsa yang besar berpikir lebih dewasa dan terbuka akan perbedaan dan memaknainya sebagai warna lain yang melengkapi pelangi persatuan. Jika kita terus mencari-cari perbedaan dan mempermasalahkannya, konflik dinegara kita tidak akan pernah habis, tidak akan tercipta keamanan dan keharmonisan dalam diri kita secara pribadi maupun bagi bangsa ini. Perihal hubungan dengan Tuhan adalah perihal pribadi kita dengan Tuhan, daripada kita mengurusi hubungan orang lain dengan Tuhannya bukankah lebih bijak jika kita terus menerus mengurusi dan membina hubungan kita pribadi dengan Tuhan kita? Bukan berarti tidak peduli dengan keadaan sekitar, tapi menjadi lebih arif dalam menyikapi dan memahami keadaan sekitar akan membuat hidup kita lebih harmonis.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;">Hentikan pengkotak-kotakan, jalankan apa yang menjadi kepercyaanmu yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Tuhan yang kau percaya!! Ingatlah bahwa penghakiman hanya hak Tuhan, bukan manusia. Selama kita hidup dalam sistem bernegara biarlah segala sesuatu diurus oleh negara dan mengikuti hokum negara sebagaimana negara dan pemimpinnya merupakan perpanjangan tangan Tuhan di dunia ini. Tugas kita adalah mendukung dan selalu mendoakan negara dan pemimpin kita untuk dapat betul-betul menjadi wakil Tuhan di dunia ini.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;"><o:p><br />
</o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;"><b>DAMAILAH SAUDARAKU!<o:p></o:p></b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;"><b><br />
</b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;"><b>DAMAILAH TANAH AIRKU!<o:p></o:p></b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;"><b><br />
</b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;"><b>TANAH AIRKU INDONESIA!</b><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;"><span lang="EN-GB" style="color: #002060; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; line-height: 150%;">Meledis ( <i>ME</i>, <i>L</i>astri <i>E</i>sther <i>D</i>wi putr<i>I</i> <i>S</i>ianipar)<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></span></span></div>Ethehttp://www.blogger.com/profile/11337000439214441858noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4197885036980653485.post-11429586297319562312011-02-04T15:21:00.000+07:002011-02-04T15:21:04.789+07:00Review Film<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><i><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Sebenarnya ini tugas kuliah..</span></i></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><i><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">tapi kalau menurutku bagus, kenapa tidak aku post'kan aja..</span></i></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><i><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">iya gak?</span></i></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><i><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">betul.betul.betul?</span></i></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><i><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">^,^</span></i></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><i></i></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><i><div style="line-height: 115%; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">C</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">in</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">(T)</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">a, f</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ilm </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">dokumenter (indie)</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> yang </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">diproduksi oleh Sembilan Matahari Film</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> dan disutradrai oleh Sammaria Simanjuntak </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ini </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">telah membawa nuansa baru </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">bagi </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">perfilman Indonesia yang belakangan </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ini hanya diramaikan oleh film-film</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> horor </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">yang terkesan porno dan vulgar, </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">dan </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">film </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">percintaan yang mudah ditebak alurnya.</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> M</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">eskipun </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">film Cin(T)a ini </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">mengambil tema percintaan,</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> namun film ini menawarkan </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">suatu hal </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">yang </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">baru </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">yaitu menampilkan </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">nilai-nilai filosofis tentang </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">perbedaan</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">, </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">c</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">inta, dan Tuhan.</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 115%; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Film ini secara </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">umum</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> menceritakan tentang bagaimana dua orang yang berbeda agama dan suku saling mencintai tetapi terpisahkan oleh perbedaaan mereka dalam menyembah dan menyebut Tuhan</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">. Film yang mengambil setting tempat di Institut Teknologi Bandung ini menceritakan tentang seorang pemuda keturunan Tionghoa yang biasa kita kenal dengan sebutan orang Cina yang merantau dari Medan ke Bandung guna meneruskan pendidikannya sebagai arsitek bertemu dengan seorang mahasiswi seniornya dikampus yang merupakan seorang artis terkenal di Indonesia. Pemuda ini seorang mahasiswa Kristen yang cerdas dan memiliki prinsip-prinsip hidup yang ia pegang teguh namun juga berpikiran terbuka terhadap perubahan, sedangkan mahasiswi senior ini seorang muslim yang memiliki paras cantik namun karena tekanan hidup sebagai seorang selebriti menjadikannya sangat lemah dalam nilai akademik. Pemuda ini memandang remeh kakak seniornya ini, namun takdir selalu mempertemukan mereka dalam hal-hal yang tidak terduga. Sampai pada suatu saat pemuda ini dihadapkan pada pilihan sulit, yaitu ketika ia harus memilih beasiswa keluar negeri yang disetujui atau didukung oleh ayahnya atau bertahan di ITB dengan mencari dana pendidikan sendiri, sehingga ia yang memang cerdas dan kreatif berniat menghasilkan uang dari usaha membantu mahasiswa-mahasiswa arsitektur lain yang mengalami kesulitan membuat maket untuk TA. Kebetulan mahasiswi senior yang selalu ia remehkan ingin menggunakan jasanya. Dari situlah kedekatan mereka terjalin sampai akhirnya mereka saling jatuh cinta meskipun mereka tahu ada perbedaan yang fundamental di antara mereka.<o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 115%; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Namun, secara khusus film ini memiliki cerita yang menarik, yaitu tentang bagaimana kedua tokoh yang menghadapi perbedaan fundamental ini menjalani dan memandang perbedaan-perbedaan di antara mereka yang akhirnya menuntun mereka dalam proses pengenalan akan Tuhan. </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Perbedaan</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">-</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">perbedaan</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> diantara mereka ini dapat kita tangkap melalui </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">dialog-dialog </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">antara kedua tokoh </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">yang berbau filosofis mengenai Tuhan, agama dan </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">c</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">inta itu sendiri. Inti dari </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">f</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ilm ini terdapat pada dialog ringan kedua tokohnya</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> tentang bagaimana mereka memahami dan mengartikan keberadaan Tuhan dalam hidup mereka. Apakah Tuhan itu lebih tepat diumpamakan sebagai arsitek ataukah lebih tepat sebagai seorang sutradara?<o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 115%; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Menurut dialog dalam film ini </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Tuhan sebagai seorang arsitek adalah </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">T</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">uhan yang menciptakan semua ciptaan</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">N</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ya </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">seperti mozaik dalam sebuah maket </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">dengan bentuk, corak, warna dan ukuran yang tepat. Meskipun melalui proses yang panjang dan berat tetap semuanya pasti baik dan </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">i</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ndah pada akhirnya sehingga manusia </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">sebagai ciptaanNya</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> tidak perlu bertanya-tanya apa maksud Tuhan dalam kehidupannya </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">mereka </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">karena Dia pasti akan memberikan yang terbaik kepada ciptaan</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">N</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ya dengan perhitungan yang cermat, teliti dan tepat layaknya arsitek. Tuhan sebagai arsitek inilah yang dipercayai tokoh utama laki-laki</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> yang bernama Cina</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">. </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Menurut Cina, </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Tuhan menciptakan segala sesuatu baik </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">dan indah </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">pada akhirnya. </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">S</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">egala perbedaan diciptakan untuk </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">suatu kesatuan seperti yang diungkapkannya dalam istilah </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">“United In Diversity”. Tuhan menciptakan perbedaan-perbedaan itu agar Ia</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">disembah dengan berbagai cara dan panggilan/nama. </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Berangkat dari pemikirannya tersebut, Cina kemudian membuat konsep maket bernama</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> “</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">K</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ampung</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">-K</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ota”</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">, yaitu tempat yang dirancang untuk </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">orang-orang dari segala lapisan, golongan, suku, dan agama berkumpul dalam suatu komunitas tanpa mempersoalkan apa latar belakang mereka layaknya mozaik.</span></span></div><div style="line-height: 115%; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Sedangkan Tuhan sebagai </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">sutradara</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> adalah Tuhan yang mengendalikan </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">c</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">iptaan-ciptaan</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">N</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ya sesuai dengan kehendaknya dan keinginan</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">N</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ya. Tuhan sebagai </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">s</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">utradara memberikan esensi</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> k</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">e-Esa-an</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">N</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ya sebagai pengatur memberikan</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">N</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ya berbagai pilihan </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">tentang </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">bagaimana kisah-kisah dalam film</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">N</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ya (hidup ciptaanNya.red) harus diakhiri. </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">A</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">pakah berakhir “happy ending” atau sebaliknya</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">. </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">H</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">al itu adalah </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">otoritasNya</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> sebagai sutradara. Tuhan yang seperti inilah yang dipercayai oleh Annisa, tokoh utama perempuan dalam film ini. Latar belakangnya sebagai </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">a</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">rtis yang di</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">c</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ap “gagal</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">”</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> oleh orang</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">-</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">orang disekitarnya </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">karena dianggap hanya</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> bermodalkan kecantikan, </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">a</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">yahnya yang telah meninggal serta ibunya yang kawin-cerai </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">sehingga menjadi pemberitaan utama</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">di </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">media secara luas juga meninggalkan luka yang dalam bagi kehidupannya. </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">T</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">erlebih ketika sang ibu mencoba untuk menjodohkan dirinya </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">kepada seorang</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> lelaki Cina tua yang juga kaya raya dan seagama dengannya. Hal-hal tersebut yang membuatnya merasa bahwa dirinya bukanlah dirinya tetapi Tuhan yang mengendalikannya melalui orang-orang terdekatnya</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">, sehingga otoritasnya </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">sebagai seorang manusia hanyalah ilusi semata.</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 115%; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Perbedaan </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">f</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ilosofis antara kedua tokoh tersebutlah yang memberikan warna khusus dan keunikan dari film ini. Annisa yang kemudian “berteman dekat” dengan C</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ina</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> secara perlahan-lahan mulai masuk kedalam dunia filosofsi C</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ina</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> tentang T</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">uhan</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">, </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">c</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">inta, </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">k</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">eberagaman dan tentu saja “akhir yang indah”. Tetapi pada klimaksnya, semua romantisme itu</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">sirna ketika tragedi </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">bom</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> di </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">g</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ereja-gereja </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">terjadi</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">. </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Cina</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> yang mempercayai bahwa Tuhan pasti menciptakan</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">makhluk</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">N</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ya untuk suatu tujuan yang </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">i</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ndah mulai kehilangan pijakannya. </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">P</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">enilaiannya tentang Tuhan berubah drastis. Tuhan dinilainya hanya sebagai konsep yang hanya menimbulkan pertikaian, perang dan kehancuran diantara umat manusia.</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> B</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ahkan disatu sisi, digambarkan C</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ina</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> yang mulai mencoba menampikkan adanya Tuhan dalam hidupnya dengan menjadi atheis. Kecintaannya terhadap Tuhan hilang</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">, i</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">a hanya mempercayai </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">c</span></span><span style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">intanya terhadap Annisa.</span></span></div><div style="line-height: 115%; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 115%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -36.0pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">I.</span><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ANALISIS KARAKTER CINA DAN ANNISA <o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Dalam film Cin(T)a ini ada dua tokoh utama dan sentral yaitu tokoh Cina yang diperankan oleh Sunny Soon dan tokoh Annisa yang diperankan oleh Saira Jihan. Tokoh Cina yang merupakan mahasiswa Kristen perantau dari Medan memiliki karakter khas perantau yaitu, mandiri, bertanggung jawab, memiliki pendirian dan prinsip yang kuat serta sangat mencintai Tuhannya. Ia juga sosok yang cerdas dan kritis, sangat suka berdialektika, serta cinta dengan perdamaian. Namun, ketika ia menghadapi kenyataan bahwa semua yang ia percayai kandas, ia menjadi sosok yang kehilangan pijakan, menjadi lemah, prinsipnya runtuh, mudah tergoyahkan, bahkan menentang Tuhannya. Ia menjadi sangat kecewa kepada keadaan dan menyalahkan Tuhannya akan semua yang terjadi. Sementara tokoh Annisa adalah seorang mahasiswi yang juga bekerja sebagai aktris, ia digandrungi banyak lelaki, namun banyak memiliki tekanan hidup yang membuatnya menjadi orang yang sering merenung, pendiam, dan kesepian. Berbanding terbalik ketika ia mulai nyaman berada bersama dengan Cina. Ia menjadi sosok yang cerdas, tak kalah berdialektika dengan Cina, semangat menghadapi hidup, dan yang terpenting adalah ia tidak lupa akan kebutuhannya menyembah Tuhannya. Namun, sesungguhnya dibalik itu semua karakter utama Annisa adalah orang yang pasrah (biasa disebut </span><i><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">nerimo</span></i><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> dalam bahasa Jawa), ketika ia bersama Cina, meskipun ia tetap setia pada Tuhannya, namun ia terbawa konsep Cina tentang Tuhan, lalu diakhir cerita ia kembali pada konsepnya sendiri tentang Tuhan.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 115%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -36.0pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">II.</span><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">INTERPRETASI<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Dalam menginterpretasikan film Cin(T)a ini, penulis mencoba melakukan pendekatan menggunakan teori-teori filsafat yang ada. Teori filsafat yang penulis anggap mengena dan sesuai untuk menganalisa film ini antara lain adalah pendekatan Filsafat Kebudayaan, Filsafat dan Agama, Hermeneutika, Filsafat dan Ideologi, dan Penalaran. Metode yang digunakan dalam analisis ini yaitu menganalisis dialog atau percakapan yang terjadi antara kedua tokoh utama, dan melihat makna simbol-simbol yang coba ditampilkan oleh sutradara. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">1. Filsafat dan Agama</span></span></b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Telah sama-sama kita ketahui bahwa filsafat dan agama merupakan dua hal yang berbeda. Filsafat adalah cara manusia untuk mencari dan mengantarkan dirinya kepada penemuan tentang kebenaran melalui proses berpikir, sedangkan dalam agama kebenaran itu tidak dicari melainkan sudah ada dan bersifat mutlak karena datangnya dari wahyu Tuhan dan dengan demikian tidak lagi pemikiran yang digunakan untuk memahami kebenaran itu melainkan hati yang percaya terhadap apa yang sudah diwahyukan tersebut.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Dalam film ini agama menjadi persoalan inti yang ingin diceritakan. Perbedaan agama dalam sebuah cerita percintaan yang dialami oleh kedua tokoh utama digambarkan dengan sangat apik. Begitu pun proses bagaimana kedua tokoh tersebut menyikapi perbedaan tersebut dituangkan dengan sangat arif oleh kedua tokoh tersebut. Seringkali bahkan hampir disetiap dialog kedua tokoh ini tentang perbedaan yang ada dituangkan dalam bentuk percakapan yang filosofis yang melibatkan cara berpikir kedua tokoh ini tentang agama mereka dan Tuhan mereka. Mereka mencoba menemukan kebenaran dari agama mereka melalui perbedaan-perbedaan yang ada dengan cara mereka berpikir dan menyampaikannya kepada satu sama lain sehingga mereka tetap saling menghargai pemikiran satu sama lain dan agama mereka masing-masing seperti tertuang dalam beberapa dialog berikut;<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span><i><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Annisa: “Gua gak suka sama nama gua.”<o:p></o:p></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Cina: “Kenapa?”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Annisa: “Di dalam surat An-nisa ada tafsir yang nyaranin untuk mukul istri.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Cina: “Nikah kok kayak main tinju.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Annisa: “Islam bukan agama barbar.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Dialog ini terjadi mengalir begitu saja ketika mereka melakukan pembicaraan ringan tentang nama mereka masing-masing. Tapi bisa dilihat di sini bahwa mereka mencoba menyampaikan perbedaan pemikiran mereka masing-masing tentang Islam dengan cara yang bebas namun disikapi dengan cara yang lugas dan tidak sembarangan dikeluarkan tanpa proses berpikir.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span><i><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Cina: “Kata Tuhan aku, kalau ditampar pipi kiri kasih pipi kanan.”<o:p></o:p></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Annisa: “Keburu bonyok duluan dong.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Cina: “Demi world peace.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Annisa: “Kalau ada yang nampar pipi kiri lo, lo tampar balik pipi dia, lo pastiin dia gak bisa<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-left: 36.0pt; text-indent: 36.0pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">seenaknya nampar pipi orang lain lagi, baru dunia damai.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Cina: “Semangat balas dendam dicampur semangat nyalahin orang lain, that really helps<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> to promote the world peace.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Annisa: “Kenapa Allah nyiptain kita beda-beda kalau Allah cuma mau disembah dengan<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> satu cara?”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Cina: “Makanya Allah nyiptain cinta biar yang beda-beda bisa nyatu, tapi tetap yang benar<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> cuma satu.”</span></span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Cina merupakan umat yang taat dan memiliki pendirian teguh akan apa yang diyakininya termasuk Tuhannya. Ia sangat memuja dan mencintai Tuhannya, maka disetiap aspek kehidupan ia selalu mengedepankan cara-cara yang diajarkan Tuhannya untuk bersikap dan bertindak. Ketika Cina dan Annisa sedang bersenda gurau, Annisa tak sengaja menampar pipi kiri Cina, kemudian lahirlah dialog di atas. Dialog tersebut lahir dari kebenaran yang mutlak yaitu dari wahyu Allah ketika Cina berbicara tentang jika ada yang menampar pipi kirimu berikan pipi kananmu, hal itu nyata tertuang dalam Alkitab umat Kristen. Dalam hal ini Cina mencoba menjelaskan apa yang agamanya ajarkan secara ringan kepada Annisa yang seorang muslim. Namun hal itu justru menuntun Annisa untuk mengajukan pertanyaan filosofis tentang perbedaan yang ada yang kemudian juga dibalas dengan tanggapan filosofis dari Cina. Hal ini juga sebagai salah satu wujud bahwa apa yang benar secara mutlak dalam agama selalu menimbulkan pertanyaan bagi para filsuf dan orang-orang yang berpikir kritis serta mencoba mencari kebenaran dari proses berpikir. Itulah sebabnya agama dan filsafat sangat erat hubungannya. Karena seperti kita tahu bahwa manusia pada hakikatnya adalah manusia berpikir maka sudah suatu kewajaran apabila kemudian muncul pertanyaan-pertanyaan terhadap kebenaran mutlak tersebut.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-indent: 36.0pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Cina: ”Tambah apa lagi yah nis?”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-indent: 36.0pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Annisa: ”Karena gua Islam, jadi hiasannya ketupat aja yah?”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-indent: 36.0pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Cina: ”Ahh. Masuk neraka kau!”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-indent: 36.0pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Annisa: “Kenapa emangnya?”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-indent: 36.0pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Cina: “Tadi pagi aku baca selebaran di kampus, katanya ngucapin selamat natal aja tuh<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-left: 36.0pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> haram, apalagi ikut meriahin natal.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-left: 36.0pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Annisa: “Islam kan banyak. Ada ulama yang bilang boleh juga kok. Di Islam itu kelahiran<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-left: 36.0pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Yesus juga ada tau.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-left: 36.0pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Cina: “Kalau gitu kenapa kalian gak ngerayain?”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-left: 36.0pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Annisa: “Karena lo dianggap salah, masa rasul dijadiin Tuhan? Makanya ada yang<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-left: 36.0pt; text-indent: 36.0pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ngelarang nyelamatin natal karena dianggap ikut membenarkan ajarannya.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Percakapan ini menjadi menarik ketika Cina secara sengaja atau pun tidak telah menjebak Annisa seolah-olah ikut memeriahkan perayaan natal dengan membantunya memasang dan memilihkan hiasan pohon natal. Ditambah dengan pertanyaan Cina tentang haramnya merayakan natal bagi umat Muslim. Melalui dialog ini terlihat jelas perbedaan pandangan kedua agama yang mereka yakini masing-masing. Cina tidak bisa membantah kebenaran mutlak yang menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhannya, namun, ia juga tidak bisa membantah kebenaran mutlak dari agama Islam yang dianut oleh Annisa yang menganggap bahwa Yesus yaitu Nabi Isa adalah Rasul bukan Tuhan. Tetapi mereka bisa menyampaikan ide dan pertanyaan-pertanyaan mereka dengan cara yang santai namun mengena dan mendapatkan sebuah kebenaran yang akhirnya bisa membuat mereka memahami perbedaan di antara mereka. Itulah kekuatan filsafat, yaitu menjelaskan dan menjawab sesuatu guna mencapai kepada pemikiran yang benar dan terbuka tentang sesuatu hal yang masih sering menjadi pertanyaan baik dalam diri individu maupun masyarakat luas.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">2. Filsafat dan Kebudayaan</span></span></b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Kebudayaan merupakan jalan atau pun arah dalam bertindak dan berpikir yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, dan adat istiadat. Melihat dari definisi tersebut dapat juga disimpulkan bahwa kebudayaan itu pada akhirnya semestinya dapat membawa manusia pada tingkatan interaksi kehidupan yang teratur dan luhur. Seringkali kebudayaan timur menjadi tolok ukur kebudayaan yang masih menjunjung tinggi norma-norma kehidupan yang tinggi. Di Indonesia sendiri sepertinya kebudayaan yang luhur tersebut perlahan tapi pasti mulai terkikis oleh perkembangan zaman dan masuknya pengaruh-pengaruh luar yang dibawa oleh media informasi. Gejala-gejala inilah yang kemudian menjadi kajian dari filsafat kebudayaan. Filsafat kebudayaan memberikan gambaran keseluruhan mengenai gejala kebudayaan (bentuk, nilai, dan kreasinya). Tugasnya untuk menyelidiki hakekat kebudayaan, memahaminya berdasarkan sebab-sebab dan kondisi-kondisi esensialnya.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Dalam film ini masalah yang bisa ditelisik menggunakan filsafat kebudayaan adalah tentang bagaimana bangsa Indonesia yang memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika masih saja cenderung memiliki gejala budaya fanatisme, hidup berkelompok-kelompok, dan juga terpaku pada kepentingan golongan mayoritas. Digambarkan bahwa perbedaan agama yang ada di Indonesia antara agama mayoritas dan agama minoritas belum bisa saling berdampingan satu sama lain. Belum ada kesatuan dan saling menghargai satu sama lain. Kaum minoritas selalu tidak memiliki kesempatan untuk berkembang, diperburuk dengan pola pikir dan cara pandang yang belum terbuka dan masih membela kelompok masing-masing sehingga pada akhirnya ada fenomena saling menyalahkan, provokasi, dan perpecahan. Dan hal itu membudaya dalam beberapa kelompok besar masyarakat Indonesia. Sebenarnya melalui cerita cinta kedua tokoh utama dalam film ini, sang sutradara ingin mematahkan fenomena yang selama ini terjadi yaitu perbedaan tidak bisa bersatu. Terbukti dengan hubungan kedua tokoh yang walaupun berada dalam perbedaan yang bersifat fundamental, mereka tetap bisa saling menghargai dan menghormati satu sama lain tanpa ada intrik-intrik perpecahan diantara mereka. Namun kembali lagi ketika yang berbicara adalah budaya kelompok maka ceritanya bisa lain, seperti yang diceritakan dalam film ini.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span><i><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Cina: “Minum dulu biar tenang.”<o:p></o:p></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Annisa: “Aku gak enak banget jadi Muslim kalau lagi ada kejadian kayak gini. Maaf banget<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Cin.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Cina: “Bukan salah kau kok. Ada benarnya juga, sudah tahu Indonesia mayoritas Muslim,<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> malah bikin gereja.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Annisa: “Zaman dulu Muslim minoritas juga, Hindu semua di Negara ini. Bisa jadi 10 tahun<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> lagi yang mayoritas Kristen.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Cina: “Mungkin ini petunjuk dari Tuhan. Harusnya orang Kristen itu pergi dari Indonesia.<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Aku mau ke Singapur, mereka nawarin beasiswa.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Annisa: “Bukannya kamu juga dapat beasiswa di sini?”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Cina: “Kayaknya aku kurang pintar untuk dapat beasiswa di sini.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Annisa: “Siapa yang jadi gubernur Tapanuli?”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Cina: “Kayaknya aku kurang Muslim untuk jadi pemimpin di negara ini.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Percakapan ini memberi gambaran yang kurang menyenangkan. Seharusnya dengan segala macam perbedaan dan keberagaman yang ada di Indonesia, kita sebagai masyarakat Indonesia memiliki budaya berpikir yang terbuka terhadap perbedaan. Bahwa perbedaan jangan dijadikan batasan melainkan warna-warni yang melengkapi dan member keindahan. Mengapa orang minoritas selalu merasa tidak diberi kesempatan? Mengapa sampai muncul kesimpulan apabila bukan bagian dari kelompok mayoritas maka tidak memiliki kesempatan hingga akhirnya banyak kaum minoritas menjadi patah arang dan apatis terhadap bangsa dan negaranya? Dan merasa berada di negara lain akan lebih aman daripada di negara sendiri? Semua disebabkan kurang tertanamnya budaya saling menghargai dan menghormati di masyarakat kita.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Selain itu adapula kutipan pernyataan salah satu tokoh yang menggambarkan bahwa budaya kapitalisme sudah masuk dan tertanam di kehidupan masyarakat Indonesia terlepas dari agama mana mereka berasal.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Cina: “Well, this is not Christmas anyway, ini bukan natal. Don’t worry lah. Kalau Tuhan</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; line-height: normal;"><i></i></span></div><i><div class="MsoNormal" style="display: inline !important; line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">kau tanya, I’ll tell Him that we’re just participating in a big commercialism of</span></span></i></div></i><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Christianity to support the advance goals of capitalism.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Bahkan untuk memperingati hari kelahiran Yesus, masyarakat Kristen di Indonesia telah terbawa budaya kapitalis dengan menjadikan peringatan tersebut cenderung kepada perayaan yang hingar-bingar dibandingkan dengan merefleksikan diri menyambut dan menerima kelahiran Yesus dengan kesiapan rohani. Keindahan fisik berupa hiasan pohon natal, hiasan rumah, kado natal dan baju baru lebih penting dari pada pembaruan jiwa menerima kelahiran Yesus. Di mana sejujurnya hal ini tidak hanya terjadi di agama Kristen saja tapi di Islam pun demikian. Dari pada mempersiapkan hati yang benar-benar fitri, banyak orang yang justru berlomba-lomba memberikan zakat guna mendapatkan kehormatan, pujian dan penghargaan dari manusia. Umat Muslim berbondong-bondong menyerbu pasar guna membeli pakaian baruyang kadang masih disalahgunakan, yaitu untuk menjadi yang terbaik, tercantik, dan yang paling mempesona di hadapan manusia, bukan di hadapan Tuhan. Hal ini sudah menjadi kebudayaan yang mendarah daging dan diwariskan turun-temurun, generasi ke generasi.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Aspek kebudayaan lainnya adalah tertuang dalam dialog berikut;<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Cina: “Ditulis aja lah, bikin film terlalu instan.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Annisa: “Generasi kita gak mempan dikasih tulisan. Kita ini generasi get philosophy in the<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> movie.”</span></span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Cina: “Filosofi kok di film? Kek gini lah jadinya anak muda zaman sekarang, kalau hasil<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> filsafat barat tak ada pun kedalamannya.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Annisa: “Dari pada gak tahu sama sekali.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Cina: “Kalau tahu dikit malah bahaya. Biasanya malah jadi atheis.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Inilah potret kebanyakan anak muda generasi bangsa kita sekarang ini. Jarang sekali yang ingin belajar (</span><i><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">learning</span></i><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">), kebanyakan hanya sebatas memenuhi belajar (</span><i><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">studying</span></i><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">) saja. Minat baca anak-anak kini kurang, budaya membaca sudah jauh tertinggal dibandingkan dengan budaya melihat/menonton. Selain itu generasi muda kini cenderung ingin sesuatu yang cepat tanpa perlu repot dan lama-lama berproses. Budaya proses lebih penting dibandingkan hasil, kini lambat laun semakin terganti dengan budaya hasil lah yang utama bukan prosesnya. Hal ini menjadi fenomena yang semakin jelas terjadi di masyarakat kita. Guna mencapai standar nilai yang bagus, hasil yang bagus, pemerintah melupakan proses penyamarataan kualitas pendidikan di seluruh pelosok Indonesia. Pemerintah hanya memikirkan kuantitas, yaitu standar nilai pendidikan di Indonesia bisa meningkat. Ironisnya hal ini justru mengorbankan kepentingan anak didik.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">3. Penalaran</span></span></b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Tokoh Cina dalam film ini seringkali menggunakan kesimpulan-kesimpulan sendiri untuk menilai sesuatu. Bahkan tak jarang ia mengganti bunyi suatu hukum dengan hukum penemuannya sendiri. Hukum ini tentunya bukan sembarangan ia dapatkan. Ia menghasilkannya dari proses penalaran dimana penalaran itu sendiri diperoleh dari pengalaman inderawi (observasi empiris) yang menghasilkan konsep berpikir yang baginya benar.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Cina: “Hukum Newton I: Kecantikan berbanding terbalik dengan kepintaran.”<o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Hal inilah yang dikemukakan Cina ketika pertama kali mendapati banyak orang yang mengagumi Annisa karena kecantikannya. Hal ini menjadi valid ketika ia menemukan transkrip nilai Annisa yang hasilnya menunjukkan Indeks Prestasi Annisa hanya 2.1 sesuai dengan dugaannya. Kemudian setelah berteman lama dan menjadi cukup dekat dengan Annisa, ia mempunyai konsep baru yaitu Hukum Newton II yang berbunyi “Cewek cantik pasti gak ngerasa cantik.” Dan Hukum Newton III, “Cewek cantik pasti kesepian.”<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Semua konsep berpikir yang dikemukakan oleh Cina dalam film ini merupakan konsep penalaran induktif. Berangkat dari hal yang khusus kemudian menuju hal yang umum. Cina selalu menjadikan Annisa sebagai tolok ukur wanita cantik tersebut. Annisa wanita cantik, Annisa tidak pintar, Annisa tidak merasa cantik, dan Annisa hidup dalam kesepian. Dari sinilah kemudian muncul semua penalaran induktif yang menjadikan Cina melihat bahwa Annisa adalah representasi seluruh wanita cantik.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">4. Ideologi</span></span></b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Ideologi merupakan kumpulan ide/gagasan yang menjadi patokan asasi tingkah laku seseorang yang melahirkan aturan-aturan dan membentuk konsep hidup. Berangkat dari penjelasan yang demikian, ideologi tidak hanya ada dalam kehidupan berpolitik, maupun bernegara, tapi bisa juga dalam kehidupan pribadi. Seperti halnya Cina dan Annisa yang memiliki ideologinya sendiri-sendiri tentang Tuhan dan bagaimana Tuhan bekerja dalam kehidupan mereka. Ideologi yang mereka yakini ini lah yang juga menjadi dasar bagi mereka dalam menyikapi hidup, segala bentuk cobaan maupun sukacita. Dalam sebuah percakapan Cina berkata bahwa Tuhan baginya adalah seorang arsitek yang mahatahu akan rancangan yang baik bagi umatNya. Desain atau rancangan Tuhan dalam hidup pasti akan sempurna, tidak semrawut. Dia dapat menggabungkan bentuk dan fungsi, seni dan iptek, dan menggunakan semuanya itu untuk satu tujuan yaitu kemuliaan namaNya. Dengan ideologi inilah Cina bertumbuh selama ini, menjadikannya seorang yang selalu melihat segala sesuatunya memiliki nilai positif dan pasti akan berakhir bahagia nantinya. Maka dari itu ia tidak begitu masalah dengan perbedaan yang ada antara ia dan Annisa dalam menjalin cinta, ia juga tidak takut akan masa depan pendidikannya ketika ayahnya tidak mampu membiayainya kuliah dan ia dihadapkan pada dua beasiswa yang menjanjikan. Kehidupannya sejauh ini meskipun berkerikil selalu diberikan hal-hal yang indah dan kesuksesan sampai suatu kali Annisa bertanya apakah ia tak pernah gagal? Lalu jawabnya dengan lugas, “gak lah, siapa dulu Tuhan aku!” namun Cina lupa dari semua yang positif pasti ada sisi negatif, itu yang luput dari pemahaman Cina selama ini.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Sedangkan Annisa, kehidupannya yang seharusnya sempurna yaitu berparas cantik, bisa berkuliah di salah satu universitas bergengsi, menjadi artis yang popular di Indonesia. Tapi itu semua tak lantas membuatnya merasakan dan hanya melihat satu sisi kuasa Tuhan saja. Ia juga memperhatikan betapa Tuhan yang memberinya wajah cantik, tapi Tuhan juga yang mengizinkan lingkungan mencelanya karena kecantikan parasnya. Tuhan yang mengizinkan ia menjadi seorang artis, tapi Tuhan juga yang mengizinkan skandal orang tuanya yang kawin-cerai merusak citranya di mata publik. Bagi Annisa, Tuhan adalah sutradara, Tuhan yang mengendalikan </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">c</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">iptaan-ciptaan</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">N</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ya sesuai dengan kehendak dan keinginan</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">N</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ya. Tuhan sebagai </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">s</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">utradara memberikan esensi</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ciptaan</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">N</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ya untuk kesenangan</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">N</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ya semata. Ke-Esa-an</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">N</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ya sebagai pengatur memberikan</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">N</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ya berbagai pilihan </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">tentang </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">bagaimana kisah-kisah dalam “film”</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">N</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ya harus diakhiri. </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">A</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">pakah berakhir “happy ending” atau “</span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">s</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">ad ending”. </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">H</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">al itu adalah </span></span><span lang="EN-GB" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">otoritasNya</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> sebagai sutradara. Inilah yang menjadikan Annisa memiliki konsep hidup yang pasrah dan menerima segala persoalan dalam hidupnya dengan berbesar hati. Ia tidak pernah menyalahkan maupun meninggalkan Tuhannya, tapi justru ia selalu berserah akan apa yang terjadi dan menjalaninya mengalir seperti air, karena baginya ia tidak akan bisa melawan otoritas sutradara dalam “film” yaitu kehidupan, karena ia hanyalah seorang artis yang harus berlakon sesuai dengan apa yang sutradara inginkan. Ideologi ini pada akhirnya membawa Annisa pasrah dan menerima perjodohannya dengan seorang lelaki Cina tua beragama Muslim dari pada meneruskan hubungannya dengan Cina. Mungkin hubungan itu akan ia teruskan bila saja Cina tidak menjadi sosok yang kemudian tidak ia kenal. Perubahan pada diri Cina membawanya kembali pada konsep Tuhan itu sutradara, tidak ada akhir yang selalu indah seperti yang dikonsepkan oleh Cina, yang ada adalah terserah Tuhan, bagaimana akhir dari kehidupan kita.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">4. Hermeneutika</span></span></b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Pada kesempatan ini penulis tidak melakukan tafsir terhadap teks tertulis seperti yang dimaksudkan dan biasa dilakukuan dalam konteks hermeneutika. Melainkan pada kesempatan ini penulis mencoba mengkaji tentang symbol-simbol yang selalu muncul sepanjang film ini diputar. Simbol itu datang dar kehadiran semut disepanjang cerita ini. Ketika Cina dan Annisa melihat ataupun bermain dengan semut, mereka selalu bilang “Jangan dibunuh! Nanti juga dia pergi sendiri kalau sudah tidak ada yang manis.” Semut selalu dihadirkan ketika Annisa dan Cina sedang berdua mencoba mengagumi satu sama lain. Tetapi semut juga hadir tatkala Cina akhirnya kehilangan pijakannya dan mulai berbalik menganggap Tuhan itu tidak adil, Tuhan itu lebih baik tida ada. Disimbolkan bahwa Cina pada akhirnya membunuh semut itu di depan salib Tuhan yang dulu ia puja dan sembah. Selain itu semut juga muncul diakhir cerita ketika Annisa akhirnya berpisah dengan Cina dan memilih menerima perjodohan yang dilakukan oleh ibunya. Semut itu muncul diair siraman Annisa ketika ia menjalankan prosesi adat Jawa.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> Apa sebenarnya yang diwakilkan oleh semut dalam film ini? Kita tahu bahwa semut adalah binatang yang senang berada di dekat sesuatu yang manis. Maka dari itu Cina dan Annisa mengatakan bahwa semut akan pergi ketika ia tidak lagi menemukan ada yang manis. Mungkin dalam film ini semut melambangkan manisnya rasa yang dirasakan oleh dua insan manusia yang sedang jatuh cinta. Makanya semut selalu diminculkan ketika Cina dan Annisa secara sadar atau tidak sedang memupuk rasa kagum dan cinta terhadap satu sama lain. Selain itu ada beberapa nalogi tentang semut yang bisa kita jadikan gambaran untuk menjawab mengapa semut selalu dimunculkan? Berikut analoginya;<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 115%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">·</span><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span></span></span><!--[endif]--><span class="apple-style-span"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Peduli</span></span></i></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"><o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-left: 54.0pt; text-indent: 18.0pt;"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Semut adalah makhluk yang peka terhadap segala hal yang terjadi dalam lingkungannya serta selalu memelihara rasa cinta kasih dan peduli akan sesama. Hal ini terlihat ketika semut muncul waktu Cina akhirnya membantu Annisa membuat maket guna mendapatkan nilai dan lulus TA. Dalam hal ini semut juga muncul ketika mereka beradu argument tentang pernikahan yang seharusnya menjadi sebuah ibadah dan tidak boleh dijadikan arena tinju antara suami terhadap istri. Di sini terjadi perdebatan antara Annisa dan Cina dengan masing-masing menjunjung tinggi agamanya namun tidak juga merendahkan yang lain. Mereka tetap menunjukkan kepedulian akan perasaan satu sama lain.<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 115%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">·</span><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span></span></span><!--[endif]--><span class="apple-style-span"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Antusias</span></span></i></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"><o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-left: 54.0pt; text-indent: 18.0pt;"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Selalu bersemangat dan berfikir positif dalam setiap melakukan tindakan yang akan mereka lakukan</span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">. Itulah yang tercermin dari diri Cina. Cina sosok yang energik dan selalu berpikir positif tentang hidupnya, maka dari itu semut lebih banyak muncul bersama dengan Cina daripada ketika dengan Annisa. Namun hal itu hilang ketika Cina merasakan Tuhan tidak adil dan ia mulai menemukan sisi-sisi negatif dari ideology yang selama ini ia pegang. Hal ini menjadikannya hilang arah bahkan sempat menjadi atheis dan apatis. Ia kehilangan antusias dalam hidupnya dan kecintaannya kepada Tuhannya yang kemudian digambarkan dalam adegan Cina membunuh semut yang selama ini tidak pernah ia bunuh di depan salib Yesus di dalam gereja.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 115%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">·</span><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span></span></span><!--[endif]--><span class="apple-style-span"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Inisiatif</span></span></i></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"><o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-left: 54.0pt; text-indent: 18.0pt;"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Memiliki kemauan yang amat kuat untuk mencapai hasil maksimal dan maju tanpa menyimpang dari norma dan aturan. Inilah cerminan hubungan percintaan yang Cina dan Annisa jalani. Mereka memiliki keinginan yang kuat untuk saling menyatu dan bersama, namun mereka tetap menjunjung tinggi ideologi dan juga kecintaan mereka terhadap Tuhan mereka masing-masing. Maka ketika mereka sedang bersama, semut sering pula dimunculkan.<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 115%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">·</span><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span></span></span><!--[endif]--><span class="apple-style-span"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Inovatif</span></span></i></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"><o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-left: 54.0pt; text-indent: 18.0pt;"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Selalu berani mencoba hal yang dianggap baru dan mempunyai potensi untuk maju. Inilah makna ketika ada semut yang mondar-mandir di atas maket Annisa dimana ia membuat konsep pembuatan maket yang dianggap oleh beberapa orang kurang mungkin direalisasikan. Dalam hal tersebut Annisa ingin membuat konsep baru dimana segala bentuk fasilitas yang selama ini hanya bisa dinikmati oleh orang kaya saja, kini juga bisa dinikmati oleh orang-orang menengah kebawah sampai kelas bawah. Namun kemudian Cina muncul dan memberikan konsep baru yaitu konsep mozaik yaitu konsep dimana mozaik itu berbeda-beda dalm segi bentuk, warna, tekstur, tapi jika dilihat dari jarak yang tepat akan menjadi suatu kesatuan yang indah, sama seperti maket “Kampung Kota”, berbeda-beda suku, agama, status sosial, namun jika dilihat dari segi yang tepat akan menjadi satu kesatuan yang indah. Sepanjang pembuatan maket oleh Cina dan Annisa, semut selalu ada berjalan di maket yang mereka buat. Ini menandakan adanya gagasan dan inovasi baru yang ditampilkan oleh kedua tokoh tersebut dalam wujud maket.<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 115%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">·</span><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span></span></span><!--[endif]--><span class="apple-style-span"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Komunikasi</span></span></i></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"><o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-left: 54.0pt; text-indent: 18.0pt;"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Memiliki kemampuan baik secara teknik untuk menyampaikan sesuatu hal yang baru dengan informasi yang baik tanpa ada salah persepsi. Hal ini jelas sekali terlihat disimbolkan dalam bentuk semut yang selalu berada diantara Cina dan Annisa dimana mereka selalu berkomunikasi dengan baik tentang perbedaan-perbedaan yang ada diantara mereka.</span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 115%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">·</span><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span></span></span><!--[endif]--><span class="apple-style-span"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Kerja Sama</span></span></i></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"><o:p></o:p></span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-left: 54.0pt; text-indent: 18.0pt;"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Mampu membentuk team work dan kemitraan untuk mencapai suatu tujuan hingga kesuksesan dapat diraih oleh team</span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">. Ini juga jelas sekali muncul ketika mereka bersama-sama membuat maket guna kelulusan TA Annisa. Dan juga kerja sama kedua tokoh untuk membangun hubungan yang harmonis dalam perbedaan yang ada. Dan ketika hubungan itu tidak lagi bekerja dengan baik dan Annisa memilih untuk menjalani hidupnya sendiri lepas dari Cina dan sebaliknya, semut yang berada dalam tempat yang berbeda di mana Cina dan Annisa berada menjadi symbol runtuhnya team work yang selama ini mereka bangun, yang kini harus mereka jalani sendiri-sendiri meskipun masih ada cinta untuk satu sama lain dalam hati mereka.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-left: 54.0pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: 115%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-indent: -36.0pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">III.</span><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;"> </span></span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">PENUTUP<o:p></o:p></span></span></b></div><span lang="EN-US" style="font-family: 'Bauhaus 93'; line-height: 200%;"><span class="Apple-style-span" style="color: #999999;">Film Cin(T)a ini telah membawa warna baru dan kembali memanggil kita semua untuk menjadi manusia yang lebih berpikir dan terbuka terhadap suatu perbedaan yang ada. Jangan sampai esensi Bhineka Tunggal Ika runtuh hanya karena ego kita pribadi dan golongan. Film ini sangat menginspirasi yaitu khususnya bagi insan perfilman untuk tertantang membuat karya-karya yang orisinil, menarik, dan memiliki pesan mendalam bagi lapisan masyarakat. Sehingga dapat membantu menjadi media pencerdas bangsa. Maju terus perfilman Indonesia, terus belajar dan jangan menyerah. Contohlah semut!</span></span></i></span>Ethehttp://www.blogger.com/profile/11337000439214441858noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4197885036980653485.post-3752195182723536882011-02-04T12:44:00.001+07:002011-02-04T14:10:24.817+07:00Waktu-waktuku (part.1)<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;"><i><span class="Apple-style-span" style="color: #274e13;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: #f4cccc;">Percaya atau tidak, tidak banyak yang dapat ku ingat dari sosok ibuku yang biasa ku panggil MAMA. Sejak aku kecil mama selalu sakit-sakitan, maklumlah pada saat itu beliau berusia 37 tahun dengan penyakit hipertensi yang dideritanya. Kala aku ingat cerita orang tentang bagaimana perjuangannya semasa mengandung dan melahirkanku maka kekecewaanku akan waktunya yang tak tersedia untukku di masa kecil langsung sirna. Beliau mengandungku dengan hipertensi yang sangat mengkhawatirkan, penglihatannya bahkan telah hilang sementara saat itu, kedua kakinya pun tak mampu menopang tubuhnya dan ragaku dalam kandungannya. Sampai pada saat melahirkan pun beliau harus meregang nyawa menjalani operasi yang jika dihubungkan dengan penyakit hipertensinya akan berakibat fatal. Beliau dan ayahku justru mengambil resiko tetap melahirkan aku ke dunia ini dan menukarnya dengan kesempatan hidup ibuku. Menetes air mataku tiap kali aku ingat kasihnya ini padaku. Padahal dahulu sebelum kandungannya besar, beliau tidak mengharapkan kehadiranku karena sudah ada abang dan kakakku yang melengkapi hidup mama dan papa. Tapi rupanya beliau jatuh cinta kepadaku hingga akhirnya ia merawatku dengan penuh kasih sayang dan berkorban sangat besar untuk melahirkanku ke dunia ini.</span></span></i></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;"><i><span class="Apple-style-span" style="color: #274e13;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: #f4cccc;"><br />
</span> </span></i></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;"><i><span class="Apple-style-span" style="color: #274e13;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: #f4cccc;">Hipertensi yang dideritanya berlanjut hingga aku menapaki usia kanak-kanak. Seluruh perhatian ayah, abang dan kakakku tercurah pada ibuku yang untuk kesekian kalinya harus merasakan jarum infus dan suntikkan merajam tubuhnya, merasakan mahalnya oksigen untuk bernafas. Saat itu aku terpaksa dititpkan kepada salah seorang keluarga. Aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, keluarga tidak pernah memberitahu ku bahwa mama sakit, mereka hanya mengatakan mama sedang pergi menginap di suatu tempat. Meskipun aku sudah berkali-kali jatuh sakit karena rinduku yang tak tertahan pada mama, tetap saja aku tidak diizinkan untuk mengetahui yang sebenarnya. Mungkin ini cara mereka untuk menjaga kondisi psikologiku agar aku bisa tetap tenang menjalani hari-hariku. Namun tidak semua yang orang dewasa pikirkan sejalan dengan kenyataan. Alih-alih psikologiku tenang, aku justru selalu bertanya dalam hatiku, mengapa mama tega meninggalkan aku menginap di tempat lain. Bahkan aku yang pada saat itu masih duduk di kelas nol besar taman kanak-kanak seringkali menangis di dalam kelas atau di tempat sunyi karena melihat teman-teman sebayaku diantar oleh ibunya, disuapi makan ketika istirahat, dibawakan tasnya ketika mereka pulang, dicium pipinya ketika mereka mendapat nilai bagus, dipeluk ketika mereka menangis kesakitan habis terjatuh saat bermain. Aku menjadi pribadi yang pendiam dan tertutup di sekolah. Menyadari hal itu, tanteku yang merawatku semasa aku kanak-kanak selalu berusaha membuat aku tersenyum dan banyak bicara di rumah. Sepupuku juga banyak membantu aku untuk bisa tersenyum di rumah, meskipun tiap kali aku berangkat tidur aku selalu menangis dalam doaku merindukan mama, bahkan seluruh keluargaku. Cukup sering aku jatuh sakit kala itu, tapi tak juga merubah keadaan bahwa aku tidak bisa menemui mama dan aku merasa terbuang.</span></span></i></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;"><i><span class="Apple-style-span" style="color: #274e13;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: #f4cccc;"><br />
</span> </span></i></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;"><i><span class="Apple-style-span" style="color: #274e13;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: #f4cccc;"><br />
</span> </span></i></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;"><i><span class="Apple-style-span" style="color: #274e13;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: #f4cccc;">Pernah suatu kali, ketika ibu guru menyuruhku memberitahu tante bahwa aku harus menabung setiap harinya, aku merasa bingung, sebab aku ingat mama pernah bilang tidak baik meminta uang dari orang lain kecuali mama dan papa. Saat itu aku tidak diberi uang jajan karena aku selalu dibekali makanan dan minuman sehingga aku sendiri pun tidak punya uang pribadi untuk ditabung. Hari itu aku menangis dikamar, menangis tanpa suara agar tante tidak mendengarnya. Namun tante yang begitu perhatian dan juga sayang padaku tidak pernah luput dari tingkahku yang mulai aneh meski sedikit. Lalu tante memanggilku keluar untuk makan puding buatannya, dengan mata sembab yang berusaha kusembunyikan aku keluar dan memakan puding coklat yang sedap asli buatan tanteku. Tante bertanya tentang bagaimana rasa dari puding buatannya itu, aku sempat diam dan tidak mau menjawab karena jika aku bersuara maka tante akan tahu bahwa suaraku masih bergetar karena menangis tadi. Tapi tante berkali-kali bertanya dan akhirnya dengan berusaha sangat keras menyembunyikan getar suaraku, aku menjawab "Enak banget nantulang". Terungkaplah bahwa aku menangis dan aku jujur mengungkapkan mengapa aku menangis, lalu dengan hati malaikatnya tanteku mengatakan bahwa ia akan memberiku uang setiap harinya untuk aku tabung, namun aku merasa tidak enak dengan kebaikannya itu sehingga aku berkata; "Nantulang, terima kasih ya, nanti kalau tabungannya sudah banyak dan dibagi sama ibu guru, aku kasih nantulang semuanya ya, soalnya kata mama enggak baik minta uang dari orang lain..." Sekejap air mata tanteku mengalir dan ia memelukku erat sambil berkata; "Boru, kamu enggak minta, kan nantulang kasih.."</span></span></i></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;"><i><span class="Apple-style-span" style="color: #274e13;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: #f4cccc;"><br />
</span> </span></i></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;"><i><span class="Apple-style-span" style="color: #274e13;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: #f4cccc;"><br />
</span> </span></i></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;"><i><span class="Apple-style-span" style="color: #274e13;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: #f4cccc;">bersambung.......</span></span></i></span></div>Ethehttp://www.blogger.com/profile/11337000439214441858noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4197885036980653485.post-80166158212483167122011-02-04T11:34:00.000+07:002011-02-04T11:34:15.724+07:00from jogja with love.wmv<iframe width="425" height="344" src="http://www.youtube.com/embed/Gi-0c2s1KNE?fs=1" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>Ethehttp://www.blogger.com/profile/11337000439214441858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4197885036980653485.post-11800908124638540522011-01-25T10:42:00.000+07:002011-01-25T10:42:57.388+07:00Pilihanku untuk tetap<div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;">kisah ini diawali oleh rasa kagum yang tak biasa. rasa itu tumbuh berbunga seiring kedekatan yang terjalin. dia membuatku tak kuasa mematikan rasa yang terlanjur ada. senyum, tawa, ramah, dan kelembutan yang dia beri menjadi candu yang sangat nikmat untukku. awalnya aku ragu apakah nama yang pantas untuk rasa yang berkecamuk itu?</div><div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;">hari demi hari rasa itu tumbuh tak terkendali sejalan dengan adanya peluang yang terbentang untuk masuki hatinya. tapi ternyata dia telah menaruh rasa yang sama persis dengan yang kurasa untuk seseorang dihadapannya. ku tak kuasa menahan titik-titik air mata terurai untuk membasahi hati yang panas terbakar, tapi ku juga tak sanggup menahan hatinya untuk merasakan rasa itu pada perempuan itu. aku mundur!</div><div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;">tak berapa lama ia kembali menapaki ruang hatiku dengan memintaku memberikan hatiku untuk dijaga dan dipelihara olehnya. dunia seakan penuh dengan bunga-bunga cantik yang bermekaran dihiasi kupu-kupu bersayap indah ditiap mahkota bunga. indah sekali! tak ayal tanpa berpikir panjang ku berikan saja hati ini padanya. dengan percaya penuh ku taruh seluruh hatiku digenggamannya.</div><div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;">semua berjalan baik dan berproses dengan kerikil-kerikil didalamnya. semua coba ku jalani dengan apa adanya. ku pertahankan jalinan ini sekuat aku mampu meskipun kerikil-kerikil itu perlahan tapi pasti terakit menjadi bom waktu antara aku dan dia.</div><div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;">dan benar saja, kerikil itu berubah menjadi batu tajam yang lebih besar dari yang ku bayangkan. hubungan yang terpisah ruang ini akhirnya ternodai dengan hati yang lain. tak ada hal yang lebih menyakitkan dalam mencinta selain mengetahui orang kita cintai diam-diam menaruh perasaan yang dalam pada orang lain. bahkan orang itu sangat lekat dihatinya tanpa bisa kita paksakan untuk dilepas oleh kekasih kita.</div><div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;">bertahun-tahun ku jalani hubungan ini di bawah bayang-bayang cinta yang lain itu. ini memang pilihanku, dan aku harus jalani ini semua dengan segala macam konsekuensinya. kesempatan demi kesempatan ku berikan untuk dia dapat berubah. aku pun terus mendampinginya. aku hanya mencoba mengikuti kata hatiku untuk tetap bertahan sampai pada waktunya aku bisa yakin melepasnya, karena sampai saat ini aku yakin dia hanya sedang gamang dan tak tahu kemana langkahnya. ketika ia bersamaku, sungguh aku bisa merasakan jika perasaannya memang kuat padaku dan terlihat jelas ada penyesalan yang besar di matanya karena berkali-kali terjatuh dalam kesalahan yang sama. itu semua membuatku tetap menerimanya apa adanya dengan kekurangannya itu.</div><div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;">seseorang pasti harus meninggalkan masa lalunya. terkadang juga harus mengubur mimpinya. ketika ia belum mampu dan masih terjebak dalam angannya yang menunggu datangnya purnama ketujuh untuk memiliki wanita itu, aku tahu itu akan sulit baginya. maka dari itu, aku akan tetap bertahan, di sini, mendampinginya..meraih tangannya ketika ia tak sanggup bangkit dari lukanya..mengobati dan merawat sakitnya berharap ia hidup kembali dalam jiwa yang baru. dan lebih dari itu semua aku ingin mendampinginya belajar dari setiap kejatuhan yang ia alami, untuk bersama-sama menjadi pribadi yang lebih baik dan luar biasa.</div><div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;">aku yakin aku sanggup selama Tuhan selalu menjaga dan menguatkan aku, serta cinta itu masih ada..</div><div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;">I Love U more than U know..</div><div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;">Teruntuk Mikhael Prastian Pandubongso kekasihku..</div><div class="photo photo_none" style="clear: both; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div class="photo_img" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><img class="img" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs480.snc3/26303_1307462260441_1647108227_30774320_8275334_n.jpg" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; width: 393px;" /></div></div>Ethehttp://www.blogger.com/profile/11337000439214441858noreply@blogger.com2